Oleh: Yalta Jalinus
Abstrak
Penelitian pemilihan bahasa oleh penutur Bugis di Kualatungkal, Kabupaten Tanjungjabung Barat bertujuan untuk mendeskripsikan frekuensi penggunaan bahasa Bugis ketika berkomunikasi dengan penutur bahasa lain dan menjelaskan sikap penutur bahasa Bugis terhadap bahasa mereka.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengambilan data peneliti menggunakan teknik kuesioner untuk melihat perilaku bahasa suku Bugis dan faktor sosiolinguistik yang memengaruhi pola komunikasi penutur Bugis dengan masyarakat sekitarnya, sedangkan untuk data kualitatif peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur. Peneliti memilih 25 responden sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam berkomunikasi dengan keluarga 26% penutur masih menggunakan bahasa Bugis dan ketika berkomunikasi di tempat umum, 24% penutur masih menggunakan bahasa Bugis. Mayoritas penutur bahasa Bugis atau sekitar 88% memiliki sikap positif terhadap bahasanya. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa penggunaan bahasa Bugis oleh penutur Bugis mengalami sedikit penurunan.
Kata kunci: bahasa Bugis, penutur Bugis, sosioliguistik
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Bahasa adalah media komunikasi untuk mengungkapkan buah pikiran, pesan, perasaan untuk berinteraksi sesama manusia. Melalui bahasa kita bisa mengidentifikasi satu suku atau bangsa, mengenal kelompok masyarakat lain, dan bahkan dapat mengenali perilaku dan kepribadian penuturnya. Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat penuturnya. Bahasa berperan penting dalam membangun interaksi antaranggota masyarakat dalam membangun hubungan sosial di antara para penuturnya.
Indonesia memiliki ratusan bahasa daerah yang dituturkan oleh penuturnya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Hasil pengumpulan dan pengolahan data Badan Bahasa yang telah melakukan Penelitian Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia dari tahun 1992—2012 menunjukkan bahwa bahasa daerah di Indonesia ada 578 bahasa (belum termasuk bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara). Bahasa tersebut tersebar di delapan wilayah, yaitu di (1) Sumatra terdapat 26 bahasa, (2) Jawa dan Bali terdapat 10 bahasa, (3) Kalimantan terdapat 57 bahasa, (4) Sulawesi terdapat 58 bahasa, (5) Nusa Tenggara Barat terdapat 11 bahasa, (6) Nusa Tenggara Timur 69 bahasa, (7) Maluku dan Maluku Utara terdapat 66 bahasa, dan (8) Papua terdapat 307 bahasa (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2013: 30).
Di antara sekian banyak bahasa yang hidup dan berkembang di Indonesia, di Provinsi Jambi terdapat enam bahasa mayoritas yang senantiasa dituturkan dan dipelihara dengan baik oleh para penuturnya, yakni bahasa Melayu Jambi, bahasa Kerinci, bahasa Kubu, bahasa Minangkabau, bahasa Banjar, dan bahasa Bugis. Penutur bahasa tersebut senantiasa menjaga dan melestarikan bahasa mereka agar tetap terpelihara dan menggunakannya dalam berbagai ranah komunikasi. Bahasa Melayu Jambi adalah sebagai bahasa komunikasi utama yang digunakan oleh masyarakat Jambi, sedangkan bahasa yang lainnya seperti, bahasa Kerinci, bahasa Kubu, bahasa Minagkabau, bahasa Banjar, dan bahasa Bugis hanya digunakan di kalangan penuturnya.
Bahasa Bugis adalah salah satu dari ratusan bahasa daerah yang ada di Indonesia yang berasal dari pulau Sulawesi. Sebagai bahasa yang hidup dan berkembang di wilayah tuturnya bahasa ini dipelihara dengan baik oleh penuturnya dalam komunikasi sehari-hari. Bahasa ini digunakan oleh penutur Bugis selain untuk mempertahankan identitasnya dalam komukasi lokal, juga digunakan dalam berbagai acara adat, perkawinan, dan dalam bentuk ritual lainnya. Pengaruh bahasa daerah lain di sekitarnya terutama dalam era globalisasi berdampak pada berbagai perubahan menyebabkan semakin sulitnya mengontrol perilaku bahasa dan budaya serta sikap penutur bahasa. Persentuhan dan kontak tutur penutur bahasa Bugis dengan penutur bahasa dan budaya lain mengakibatkan perubahan pada bahasa tersebut terutama dalam aspek fonologi, morfologi, dan leksikon.
Dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ke Kualatungkal, Kabupaten Tanjungjabung Barat penutur bahasa Bugis mengungkapkan bahwa sebagian dari mereka telah beralih menggunakan bahasa lain dalam komunikasi sehari-hari. Penggunaan bahasa daerah lain dalam komunikasi sehari-hari menandakan bahwa penutur Bugis adalah masyarakat yang beradaptasi secara sosial dan secara bahasa dengan bahasa budaya lain. Di sisi lain penggunaan bahasa daerah lain oleh penutur Bugis juga menunjukkan bahwa bahasa Bugis berangsur-angsur telah ditinggalkan oleh penuturnya. Penelitian ini akan mencoba menjelaskan fenomena pemilihan bahasa yang dilakukan oleh penutur Bugis ketika berkomunikasi dengan penutur lain di luar bahasa Bugis.
Sumber: Antologi Hasil Penelitian KBPJ 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...