Ingin tampil gaya, seorang wanita ingin memasang hair extension (perpanjang rambut palsu). Namun karena alergi dengan lem rambut, wanita yang merupakan ibu rumah tangga tersebut harus meregang nyawa.
Atasha Graham (34 tahun) meninggal karena alergi parah yang disebabkan oleh lem ektensi rambut. Atasha memang telah terbiasa menggunakan ektensi rambut selama 14 tahun, sehingga tidak dapat disangka bahwa ia alergi dengan lem ektensi rambut yang baru saja ia gunakan, yang menewaskannya setelah clubbing hingga dini hari.
"Pemeriksaan kematiannya menunjukkan bahwa lem lateks yang digunakan untuk menerapkan ekstensi atau pelarut untuk menghapus yang lama, mungkin harus bertanggungjawab," jelas Dr Michael Heath, Home Office pathologist, seperti dilansir Dailymail, Jumat (3/2/2012).
Menurut Dr Heath, ada beberapa kasus di mana orang yang menggunakan pelarut untuk menerapkan ekstensi telah menyebabkan shock anafilaksis (reaksi alergi yang disertai hipotensi dengan atau tanpa penurunan kesadaran).
"Ekstensi di rambut Atasha merupakan jenis lateks. Jika ekstensi rambut (yang menyebabkan alergi), biasanya reaksi akan terjadi dalam waktu setengah jam setelah menerapkannya," jelas Dr Heath.
Namun, jejak lem atau pelarut bisa meresap ke dalam aliran darah beberapa jam nanti setelah dia mulai berkeringat di dancefloor. Dr Heath mengesampingkan reaksi terhadap makanan dan alkohol, karena tidak ada obat dalam tubuh Atasha.
Wanita yang berasal dari Graham telah menari di sebuah klub di mana pacarnya, Fenton Johnson, adalah DJ. Kondisinya baik-baik saja sampai dia melangkah melewati ambang pintu rumanya di Lee, London, pada pukul 6.30 waktu setempat, lalu tiba-tiba kolaps dan berhenti bernapas.
Johnson memanggil ambulans dan berusaha menyadarkan dia seperti instruksi pertolongan pertama dari operator 999. Tapi Atasha tidak pernah benar-benar sadarkan diri dan akhirnya meninggal di rumah sakit.
Penyelidikan menunjukkan Atasha telah minum Hennessy brandy dan Red Bull sebelum ia meninggal, tetapi hanya ada sejumlah sedang alkohol dalam tubuhnya, yang tidak bisa menyebabkan kematiannya. Dr Heath juga tidak menemukan jenis obat atau zat dalam tubuhnya.
Atasha diketahui tidak memiliki riwayat alergi makanan. Dr Heath kemudian menemukan bahwa reaksi alergi terjadi karena lem lateks yang digunakan untuk memasang rambut palsunya.
Ahli patologi sepakat penyebab kematian Atasha adalah karena shock anafilaksis tingkat tryptase, yang terjadi secara alami dalam tubuh selama reaksi alergi.
"Dia memiliki reaksi alergi. Tingkat tryptase di tubuhnya 178 mikrogram per liter darah, padahal jumlah yang normal adalah antara 2 hingga 14 mikrogram per liter darah. Jadi 25 kali lebih tinggi dari jumlah normal," jelas Christopher Williams, ahli koroner.
Sumber: http://www.detikhealth.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...