Selasa, 17 Juli 2012

Peran Guru dalam Bimbingan Belajar


BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Dalam proses pendidikan, semua stakeholder yang terkait dengan proses tersebut mempunyai peran dan tanggungjawab sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Masing-masing peran tersebut harus berjalan secara sinergis saling melengkapi sehingga membentuk sustu sistem yang harmonis. Dari peran-peran yang ada, peran guru bimbingan dan konseling sangat diperlukan sehingga kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan. Bimbingan dan konseling merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh manusia memiliki pengertian yang  khas. Dengan bimbingan dan konseling tersebut, siswa akan melakukan aktifitas belajar sesuai dengan apa yang telah ditentukan, atau telah diatur dalam suatu  aturan (norma). Sebagaimana dikemukakan oleh Moeliono (1993: 208) bahwa disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan, atau norma.

Upaya peningkatan pendidikan berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan yang dilakukan oleh suatu bangsa.  Tidak sedikit pakar dari berbagai cabang ilmu pengetahuan di dunia ini mempunyai pendapat demikian. Frederick Harbison (1961 dalam Todaro, 1999 : 455) yang menyatakan bahwa:

Sumber daya manusia merupakan modal dasar dari kekayaan suatu bangsa. Modal fisik dan sumber daya alam hanyalah faktor produksi yang pada dasarnya bersifat pasif. Manusia yang merupakan agen-agen aktif akan mengumpulkan modal, mengeksploitasikan sumber daya alam, membangun berbagai macam organisasi sosial, ekonomi dan politik, serta melaksanakan pembangunan nasional. Dengan demikian jika suatu negara tidak segera mengembangkan keahlian dan pengetahuan rakyatnya, maka Negara tersebut tidak akan dapat mengembangkan apa pun.

Pendapat di atas dapat dilihat kebenarannya dari kondisi penanganan pendidikan di berbagai Negara dengan kondisi kemajuan kehidupan sosial ekonominya. Negara yang terkenal melimpah dengan kekayaan sumber daya alam tetapi kurang memperhatikan pengembangan sumber daya manusia melalui sistem pendidikan  yang dapat mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia akan kalah tingkat kemakmurannya jika dibandingkan dengan Negara yang kurang beruntung dalam hal kekayaan sumber daya alam tetapi berhasil mengembangkan sistem pendidikan yang dapat berperan untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya alam.

Berdasarkan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional maka dirumuskan tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah (pasal 3 PP nomor 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar). Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam rangka pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan sebuah modal dasar bagaimana bangsa bisa tumbuh dan berkembang dalam menghadapi berbagai macam perkembangan dunia dan perkembangan masa yang semakin menantang. Dalam pendidikan terkandung berbagai macam aspek, salah satu diantaranya adalah proses belajar mengajar yang menjadi ujung tombak dimana para peserta didik yakni generasi muda bangsa mendapatkan sebuah ilmu dan berbagai pemahaman tentang berbagai macam pengetahuan.

Proses pembelajaran atau belajar mengajar ini mencakup beberapa aspek atau unsur utama, yakni guru dan murid (peserta didik). Guru atau pengajar merupakan individu-individu yang memiliki tugas dan peranan penting dalam memberikan dan mentransfer pengetahuan kepada para peserta didiknya,sedangkan murid atau peserta didik adalah individu-individu yang berusaha mempelajari segenap pengetahuan yang diajarkan,diberikan dan dijelaskan oleh para pengajar. Dengan kata lain, guru adalah seorang yang bertugas menyampaikan materi pelajaran sedangkan murid adalah individu yang berhak mendapatkan materi pelajaran dengan berbagai macam penjelasannya.

Pada perkembangannya, tugas seorang guru kini semakin terlihat semakin kompleks. Guru yang hanya bisa menyampaikan materi pelajaran kepada murid-murinya hanya akan menjadi seorang guru yang terlalu kaku terhadap murid-muridnya, apalagi jika ditambah dengan tanpa adanya bimbingan terhadap murid-muridnya yang akan membuat hubungan guru-murid semakin kaku.Ini terasa cukup untuk menggambarkan, bahwa tugas guru bukanlah hanya untuk menyampaikan segudang materi dengan teori-teori konsep yang begitu rumit,tetapi seorang guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan serta konseling kepada para peserta didiknya untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para murid sehingga pembelajaran yang diberikan tidak hanya terpancang pada materi pelajaran yang diberikan tetapi kini ditambah dengan bimbingan yang akan semakin membantu siswa dalam mengatasi persoalan baik dalam masalah pembelajaran materi maupun di luar pembelajaran sekolah.

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.

Lebih lanjut Priyanto mengemukakan bahwa permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut  juga disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah. Dalam hal ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk melakukan aktifitas belajar sesuai apa yang dibutuhkan, diatur, atau diharapkan. Apabila para siswa tersebut belajar sesuai dengan kehendak sendiri dalam arti tanpa aturan yang jelas, maka upaya belajar siswa tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif. Apalagi tantangan kehidupan sosial dewasa ini semakin kompleks, termasuk tantangan dalam mengalokasikan waktu. Dalam hal ini jika pengaturan waktu berdasarkan kesadaran sendiri maupun arahan pihak lain tidak dilakukan dengan disiplin maka semuanya akan menjadi kacau. Demikian pula dengan kedisiplinan siswa dalam melakukan aktifitas belajar dipadukan aktifitas lain dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah perlakuan guru bimbingan dan konseling diperlukan untuk mendampingi mereka.

Melihat begitu kompleksnya tugas seorang guru serta begitu pentingnya bimbingan dan konseling bagi siswa-siswi di sekolah, maka saya bermaksud untuk memaparkan sebuah makalah yang akan membahas dan mengupas lebih jauh tentang peranan guru dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

Download 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...