Beberapa hari yang lalu, Pemerintah Provinsi Jambi, kembali membuka penerimaan beasiswa untuk tahun anggaran 2015. Pendaftaran penerimaan beasiswa dibuka selama empat belas hari, dan ditutup 25 November 2014 yang lalu.
Penerimaan beasiswa kali ini, terlihat sedikit berbeda jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pasalnya penerimaan kali ini dikhususkan untuk program S2 dan S3. Panitia juga telah menetapkan empat kategori penerima, yaitu: beasiswa umum bagi mahasiswa S2, beasiswa penyelesaian studi bagi mahasiswa S2, beasiswa umum bagi mahasiswa S3, serta beasiswa penyelesaian bagi mahasiswa S3.
Anggaran yang dikucurkan untuk program beasiswa ini pun, tidak tanggung-tanggung, yakni sebesar 16 miliar. Angka yang tentu saja tidak sedikit. Dengan anggaran yang tidak sedikit ini, tentu sejalan dengan harapan, bahwa pemberian beasiswa ini mampu memberikan perubahan yang berarti untuk Jambi. Selain membantu meringankan beban kuliah bagi mahasiswa asal Jambi, program beasiswa ini juga diharapkan bisa menjadi investasi jangka panjang untuk Provinsi Jambi ke depan dalam mengubah wajah Jambi agar semakin baik.
Namun di balik harapan itu, ada kekhawatiran yang cukup beralasan dari sebagian masyarakat, khususnya dari calon penerima beasiswa dan termasuk dari penulis. Bagaimana kalau anggaran yang cukup besar tersebut, ternyata penyalurannya tidak tepat sasaran, atau justru menjadi ajang bagi-bagi jatah bagi para oknum pejabat? Bagaimana pula kalau proses seleksi penerimaan beasiswa ini semakin melahirkan banyak calo?, seperti musim penerimaan beasiswa sebelumnya. Apa yang harus dilakukan? Karena bukan tidak mungkin para calo beasiswa ini akan semakin bermunculan dan ‘bergerilya” selama proses seleksi itu berlangsung.
Modus Operandi
Untuk mewaspadai para calo ini, maka paling tidak kita harus mengenali atau mengetahui modus operandi yang biasa mereka lakukan. Modus operandi yang dilakukan oleh calo beasiswa ini, biasanya dengan berusaha mendekati para calon penerima beasiswa, dengan berbekal nomor kontak dan beberapa data tentang calon penerima. Mereka bahkan ada yang membawa-bawa nama pejabat. Ini mereka lakukan untuk meyakinkan calon korban agar mereka benar-benar percaya.
Setelah calon korban tersebut terlihat percaya, lalu mereka menawarkan jasa dan menjanjikan kelulusan dengan perjanjian tertentu. Perjanjian tertentu itu bisa saja dengan persen-persenan dan lain sebagainya.
Apalagi untuk calon penerima program S3, akan besar sekali kemungkinan didekati oleh para calo. Alasannya masuk akal, karena untuk program S3 ini peluang kelulusannya lebih besar bila dibandingkan dengan program S2. Karena yang mendaftar untuk program S3 jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan program S2.
Nah, dengan modus seperti itu, tentu sebagian besar calon penerima akan merasa tertarik dengan tawaran tersebut. Apa lagi dana ini boleh dibilang ‘cuma-cuma’ dalam artian, pengajuan permohonan untuk mendapatkan beasiswa ini tidak dipungut biaya.
Berdasarkan pengalaman penulis, serta keluhan para calon penerima beasiswa pada blog yang penulis kelola, sebagian besar mereka selama ini merasa tidak puas dengan sistem seleksi yang digunakan tersebut. Ketidakpuasan itu berkaitan dengan kaburnya informasi tentang: jadwal pengumuman kelulusan, jumlah penerima, serta besaran masing-masing yang diterima oleh calon penerima beasiswa.
Hal tersebut di atas, sama sekali tidak disebutkan dalam pengumuman resmi dari dinas. Padahal, selain persyaratan dan kategori penerima, jadwal pengumuman kelulusan, jumlah penerima, serta besaran masing-masing yang diterima oleh calon penerima beasiswa, seharusnya juga dibunyikan di situ. Hal ini dimaksudkan, agar tidak memunculkan spekulasi negatif yang justru menciderai niat baik Pemprov. Jambi dalam memberikan beasiswa tersebut.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam pengajuan beasiswa, khususnya di Provinsi Jambi, yaitu: Pertama, sebelum memasukkan berkas/bahan, pastikan berkas/bahan yang kita masukkan tersebut sudah sesuai dengan apa yang disyaratkan oleh panitia seleksi. Hindari memasukkan bahan yang sebenarnya tidak diminta untuk dilampirkan oleh panitia, karena itu justru akan merepotkan panitia seleksi.
Kedua, pastikan bahan yang dimasukkan benar-benar sampai ke panitia seleksi dengan meminta tanda terima bahwa bahan sudah diterima oleh panitia. Walaupun sesungguhnya melalui jasa pengiriman bisa dimanfaatkan, namun alangkah lebih baiknya jika disampaikan langsung atau dengan bantuan teman atau saudara yang anda percayai.
Ketiga, abaikan semua tawaran yang mengatas namakan pejabat tertentu yang mungkin saja mengaku bisa membantu meluluskan beasiswa saudara dengan suatu perjanjian tertentu, yang berupa imbalan, persen-persenan dan lain sebagainya. Karena diketentuan seleksi jelas di sebutkan bahwa seleksi dilakukan tanpa dipungut biaya apa pun.
Keempat, tetap memantau perkembangan informasi seputar beasiswa dengan menghubungi panitia seleksi atau dari sumber yang bisa dipercaya.
Kelima, kalau seandainya saudara dinyatakan tidak lulus, saudara juga berhak mendapatkan informasi ke bagian panitia seleksi penerima beasiswa, dan menanyakan apa yang menjadi alasan ketidaklulusan saudara, sehingga itu bisa menjadi catatan untuk pengajuan beasiswa pada musim berikutnya.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa memberikan rasa nyaman bagi kita semua, khususnya bagi calon penerima beasiswa yang sedang berjuang dalam melawan kebodohan, sehingga Provinsi Jambi ke depan memiliki sumber daya manusia yang mampu untuk bersaing.
*Dimuat di Opini Harian Pagi Jambi Independent, Rabu, 3 Desember 2014
*Dimuat di Opini Harian Pagi Jambi Independent, Rabu, 3 Desember 2014
waaah... bahaya niiih... :o harus extra waspada
BalasHapusIya, mesti d awasi, bagaimanapun itu adlh uang rakyat....
BalasHapus