Selasa, 24 Januari 2012

Reward dan Punishment Pendidikan Anak Menurut Perspektif Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang mutlak yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia, karena pendidikan itu merupakan suatu usaha untuk memberikan bekal kepada anak agar tidak mengalami kesulitan dalam kehidupan dan mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat. Selain itu pendidikan juga berarti sarana untuk mengantarkan anak pada tingkat kedewasaan fisik dan psikisnya.
Pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang tertuang dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 2/1989 bab II pasal 4 yaitu :
Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Melihat tujuan pendidikan nasional di atas, maka pendidikan tidak hanya mungkin dapat dilaksanakan oleh orang-orang dewasa yang tidak punya bekal dan kemampuan dalam mengemban tanggung jawab sebagai pendidik bila ingin mewujudkan tujuan dari pendidikam nasional.
Pendidikan hari ini masih jauh dari harapan dan impian untuk memperoleh manusia Indonesia seutuhnya, karena orang tua dan guru hanya memberikan pengejaran dan pengetahuan kepada anak atau peserta didik, tetapi sering kali melupakan pemberian bimbingan dan pendidikan akhlak Islam kepada anak.
Anak merupakan generasi penerus yang diberikan dan dilimpahkan harapan masa depan untuk menyumbang usaha yang terbengkalai. Seringkali kita mendengar semboyan, akhir kemajuan angkatan sekarang adalah titik permulaan langkah bagi generasi yang akan datang. Dalam hal ini Fachruddin mengatakan :
“Apabila generasi yang akan datang lebih buruk dari angkatan yang sekarang, sesungguhnya merupakan suatu kerugian dan kemunduran. Beruntunglah angkatan yang digantikan oleh generasi yang lebih baik keadaannya.s ebaliknya sangatlah malang angkatan yang digantikan oleh turunan yang buruk, akibatnya bangsa itu akan meluncur turun dan mengalami kehancuran serta tinggal lukisan sejarah”.
Generasi hari ini hendaklah dijaga jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah, baik lemah akal dan pikiran karena kurang ilmu dan kecerdasan, lemah mental dan moral karena kurang iman dan ibadah kepada Tuhan, serta lemah ekonomi karena malas bekerja dan tidak mempunyai keterampilan. Sesuai dengan firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 9 :
وليخش الذين لوتركوا من خلفهم ذرية ضعافا خافوا عليهم فليتقوا الله وليقولوا قولا سديدا {النساء : }

Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Perintah Allah SWT supaya berusaha jangan sampai meninggalkan turunan yang lemah, terutama kepada ibu bapak dan keluarga terdekat sebagai guru pertama dan kepada guru-guru atau kaum pendidik, pemimpin masyarakat dan pemerintahan. Di atas pundak merekalah dipikulkan tugas untuk memelihara turunan yang akan datang. Keadaan anak dimasa depan dipengaruhi oleh pendidikan yang diterima dalam keluarga yang disebut pendidikan pertama dan utama. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : وما مولود يولد على الفطرة فأبوابه يهودانه أو نصرانه أو يمجسانه )روه بحاري(

Artinya : Tiada seorang bayipun yang dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah yang bersih. Orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR. Bukhari).

Dalam artian yang lebih luas dari hadist di atas menjelaskan bahwa apakah anak itu akan menjadi anak yang baik atau anak yang jahat, tergantung dari pendidikan yang diberikan oleh kedua orang taunya di rumah tangga sebagai pendidikan yang pertama dan utama. Dalam hal ini M. Athiyah Al-Abrasyi menegaskan :
Beberapa hal utama yang harus menjadi perhatian bahwa sifat pembawaan dari anak-anak adalah bisa menerima yang baik dan bisa pula menerima yang buruk sekaligus, ibu bapaknyalah yang memilih salah satu dari dua hal ini, jadi dengan kata lain yang paling berperan dalam menentukannya adalah ibu bapaknya”.

Mencermati dari ungkapan Al-Abrasyi di atas, maka dapat diketahui betapa besar fungsi dan peranan orang tua dalam menentukan yang baik dengan yang buruk untuk anaknya, bahkan Allah akan memberikan pahala kepada kedua orang tua yang mendidik anaknya dengan pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Anak adalah amanat bagi orang tua, hatinya bersih, suci dan polos, kosong dari ukiran dan gambaran. Anak akan selalu menerima apa yang diukrnya, dan akan cenderung terhadap apa saja yang mempengaruhinya. Oleh sebab itu anak seing kali melakukan kesalahan dan kekeliruan yang mengakibatkan ia mendapatkan hukuman atas apa yang telah dilakukannya, atau mendapatkan imbalan serta pujian atas jasa dan prestasi yang telah diraihnya.
Prinsip imbalan dan hukuman merupakan salah satu prinsip yang fundamental, yang diletakkan oleh agama Islam dalam posisi yang penting. Kalaulah tidak ada prinsip itu tentu tiada bedanya antara orang yang berbuat baik dengan orang yang berbuat buruk. Allah berfirman dalam surat Al-Mu’min ayat 78 :
وهو الذي أنشالكم السمع والأبصار والأفئدة قليلا ما تشكرون {المؤمنون : }

Artinya : Dan dialah yang menciptakan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. Sedikit sekali kamu bersyukur (Al-Mukminun, ayat 78)

Hendaklah para pendidik dan orang tua jangan terlalu toleran dalam mendidik anaknya karena akan menimbulkan sifat yang tidak baik dalam diri anak, dan mereka akan biasa hidup berleha-leha.
Anak hendaklah dididik dengan keakraban dan kelembutan, akan tetapi jika cara mendidik seperti ini tidak berhasil, pendidik pendidik dan orang tua dapat bertindak keras dan kasar kepada anak. Akan tetapi realita yang terjadi pada saat sekarang ini seringkali terjadi kekeliruan dalam pemberian imbalan dan hukuman kepada anak didik. Contohnya saja pemberian hukuman fisik yang dapat menyiksa anak atau pemberian imbalan yang malah menimbulkan sifat manja dalam diri anak.
Karena itu perlu dicari konsep yang tepat dalam memberikan imbalan dan hukuman agar tidak timbul kebencian atau penyepelean pada anak serta mudah membentuk mereka selaras dengan prinsip agama dan kahlak. Karena secara tidak langsung pemberian imbalan dan hukuman sangat mempengaruhi diri anak didik dan juga pendidikannya.
Oleh sebab itu penulis merasa perlu untuk membahas masalah ini dan menuangkannya didalam sebuah karangan ilmiah yang berbentuk Skripsi yang penulis beri judul : REWARD DAN PUNISHMENT PENDIDIKAN ANAK MENURUT PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM.


B. PERMASALAHAN DAN BATASANNYA
Berdasarkan penjelasan dari latar balakang masalah yang telah penulis buat, maka permasalahan pokok dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut :

1. Apa yang menyebabkan pemberian Reward dan Punishment dalam pendidikan anak menurut prespektif pendidikan Islam.
2. Bagaimana konsep dan peranan pemberian imbalan dan hukuman terhadap pendidikan anak menurut prespektif pendidikan Islam.
3. Bagaimana hubungan imbalan dan hukuman terhadap perkembangan pendidikan anak.

C. PEMBATASAN MASALAH
1. Pembahasan Reward dan Punishment dalam mendidik anak dalam mendidik anak dalam lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga
2. Reward dan Punishment hanya dilihat dari sisi pendidikan Islam

D. TUJUAN PENELITIAN
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah penulis paparkan, maka pembahasan ini bertujuan untuk :
1. Mengungkap konsep Reward dan Punishment terhadap pendidikan anak yang sesuai dengan pendidikan islam.
2. Untuk menciptakan pendidikan yang ideal sesuai dengan konsep pendidikan islam yang berlaku.
3. Agar dapat dijadikan acuan dan panduan bagi pendidik dan orang tua agar tidak melampaui norma dan aturan yang berlaku sewaktu memberikan imbalan dan hukuman kepada anak.

E. KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun kegunaan dari pembahasan ini adalah :
1. Sebagai bahan bagi seluruh pihak terkait dalam bidang pendidikan dalam upaya meningkatkan pendidikan islam.
2. Sebagai panduan bagi pendidikan Islam.
3. Untuk menambah wawasan bagi pendidikan dan keluarga serta orang tua agar dapat menerapkan konsep imbalan dan hukuman yang sesuai dengan konsep pendidikan Islam
4. Sebagai syarat dalam rangka pembuatan skripsi.

F. TINJAUAN PUSTAKA
Sejauh informasi yang didapat, belum diketahui pembahasan secara khusus tentang Reward dan Punishment Pendidikan Pada Anak yang merupakan pokok bahasan dalam skripsi ini. Pembahasan yang ada hanyalah yang bersifat garis besarnya belum ada yang membahas secara khusus apalagi dilihat dari pandangan pendidikan Islam.

G. METODA
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah berasal dari buku-buku, kitab-kitab, dan sebagainya yang berhubungan dengan permasalahan yang penulis bahas.

Dalam memperoleh data yang terkait dalam penulisan skripsi ini dilakukan dari Library Research (penelitian kepustakaan) yaitu membaca, memahami dan mengambil suatu kesimpulan dari buku-buku yang berhubungan dengan pendidikan permasalah dalam skripsi ini dengan cara mengutip pendapat para ahli pendidikan yang dianggap cocok dan kemudian mengkomparasikan beberapa pendapat tersebut.
2. Teknik Pengumpul Data

Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian kepustakaan ini adalah melalui observasi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Untuk lebih lengkap bisa email ke dee_nbl@yahoo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...