BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan canggih kita dituntut untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia yang dari zaman ke zaman semakin maju dan berkembang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi berkembang terus dan dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah pendidikan.
“ Pendidikan adalah usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya”. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan salah satunya adalah melalui proses pembelajran disekolah. Didalam usaha tersebut guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus.
Kurikulum 2004 Berbasis Kompetensi ( KBK ) yang diperbaharui dengan kurikulum 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ), telah berlaku selama 5 tahun dan semestinya dilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih kurang memperhatikan ketercapaian kompetensi siswa.
Hal ini tampak pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) yang dibuat oleh guru dan cara guru mengajar di kelas masih menggunakan cara lama yaitu dominan menggunakan pembelajaan konvesional. Guru masih dominan dan siswa resesif, guru masih menjadi pemain dan siswa penonton, guru aktif dan siswa pasif. Paradigma lama masih dipertahankan dan belum diubah menjadi membelajarkan siswa. Demikian pula dengan siswa, karena kebiasaan menjadi penonton dalam kelas siswa sudah enjoy dengan kondisi menerima dan tidak memberi.
Pada hakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian, dalam komunikasi sering terjadi dan timbul ketidak sesuaian sehingga komunikasi tersebut tidak efisien dan efektif khususnya pada mata pelajaran biologi.
Keseluruhan proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan yang paling pokok, ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tegantung bagaimana proses pembelajaran yang dialami siswa sebagai anak didik dalam belajar.
Keberhasilan belajar disekolah sangat dipengaruhi oleh keberhasilan proses pembelajaran dikelas samping faktor-faktor yang lain. Dalam kegiatan pembelaran guru dihadapkan kepada siswa. Dalam satu kelas yang rata-rata terdiri dari 30 siswa guru berdiri didepan kelas untuk menyajikan pelajaran, keterampilan dan sebagainya. Hal ini menunjukan betapa pentingnya keterampilan guru dalam mengorganisasikan siswa agar belajar dengan baik.
Keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yan dicapai. Hasil belajar merupakan salah satu indikator untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran yang akan dicapai begitu juga dengan pembelajaran Matematika yang dicapai harus mencapai ketuntasan standar Minimal ( SKM ). Berdasarkan observasi di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah Kota Jambi, diperoleh informasi hasil belajar Matematika Siswa tidak begitu bagus. Hal ini disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah proses pembelajaran.
Proses pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Nururrodhiyah Kota Jambi sudah cukup baik dan cara penyampaian materi yang disampaikan oleh guru sudah cukup baik, akan tetapi kurangnya aktivitas (keaktifan) siswa dalam memperhatikan, mengungkap pendapat dalam rangka menumbuhkan keberanian, keterampilan siswa dalam mengembangkan pengetahuan, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar dan siswa yang selalu aktif dalam pembelajaran adalah siswa yang sama dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Seiring diberlakukannya Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan diharapkan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa disetiap mata pelajaran untuk berkreasi dan berinovasi mengunakan berbagai startegi pembelajaran yang berkembang saat ini. Penggunaan bermacam-macam strategi tersebut harus diberlakukan pada semua mata pelajaran termasuk juga dalam pembelajaran Matematika.
Oleh karena itu, untuk memaksimalkan belajar buatlah siswa belajar active ( active Learning ). Bila memungkinkan,rancang aktivitas yang melibatkan siswa dalam kegiatan fisik selain berbicara, mendengarkan, membaca dan melihat. Ciptakan pengalaman belajar yag benar-benar mengesankan sehingga apa yang mereka pelajari lebih lama tertinggal dalam ingatan. Penulis akan menerapkan stertegi pembelajran Cooperative Learning, dari sekian banyak jenis strategi pembelajaran cooperative Learning penulis Student Teams Achive meant Divisions ( STAD ), penulis berpendapat bahwa strategi pembelajaran cooperative learning tipe Students Teams Achivemeant Divisions ( STAD ) ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam menjawab soal dan memahami materi sehingga nantinya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
“ STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan interaksi siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaan guna mencapai prestasi yang maksimal”.
Penggunaan strategi Cooperative Learning tipe STAD ini diharapkan dapat menuntut siswa saling memotivasi dan saling membantu karena proses pembelajaran menggunakan strategi ini siswa bekerja dalam kelompok-kelompok dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika .
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, makapenulis tertarik melakukan penelitian yang dituangkan dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Cooperative Learning Tipe Student Teams Achivement Division Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Di Madrasah ...........”.
Sumber: IAIN STS JAMBI
Lebih lengkap bisa kontak ke email info.pustakakendee@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...