Oleh:Elva Yusanti
Abstrak
Kota Jambi memiliki kekayaan sastra yang dapat memperkaya khasanah kesastraan tanah air. Kekayaan sastra yang dimaksud meliputi pelaku, karya, dan peristiwa sastra. Pelaku sastra berkaitan dengan pencipta karya sastra (sastrawan); karya sastra merupakan hasil ciptaan sastrawan; dan peristiwa sastra merupakan even bagi sastrawan untuk mempublikasikan karyanya.
Ketiga komponen yang saling berkaitan tersebut perlu didokumentasikan agar data dan informasinya tidak hilang begitu saja. Selain pendokumentasian, penelitian terhadap sastra Kota Jambi juga harus dilakukan sebagai bentuk kepedulian dan apresiasi masyarakat terhadap sastra. Dengan demikian, produk kultural yang dimiliki Tanah Pilih Pesako Betuah ini dapat dilestarikan.
Kata kunci: sastrawan, karya, peristiwa sastra
1. Pendahuluan
Di Indonesia, H.B. Jassin termasuk tokoh yang paling peduli dan perhatian (concern) terhadap pendokumentasian sastra. Segala hal yang berkaitan dengan sastra, mulai dari periode awal sampai sekarang, didokumentasikan dan diarsipkan di Pusat Dokumentasi Kesusastraan yang didirikannya. Selain Jassin, Pamusuk Eneste dan Nyoman Tusthi Edi juga merupakan tokoh yang pernah mengumpulkan tulisan mengenai proses kreatif pengarang, sejarah, kritik, dan resepsi sastra. Sapardi Djoko Damono, melalui Yayasan Lontar yang didirikannya, bahkan telah mendokumentasikan kehidupan para sastrawan Indonesia secara visual (dalam format vcd dan dvd).
Dari aspek sastra, Kota Jambi memiliki kekayaan sastra yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan masyarakat. Di samping sastra lisan seperti cerita rakyat dan puisi rakyat, sastra modern dan kontemporer yang ada saat ini juga merupakan produk kultural yang harus dilestarikan dan didokumentasikan. Demikian juga halnya dengan peristiwa sastra, seperti pementasan teater, penerbitan antologi cerpen dan puisi yang kerapkali terjadi di Kota Jambi. Akan tetapi, pendokumentasian tersebut masih bersifat sepihak, artinya hanya pihak yang berkaitan langsung dengan aktivitas sastra yang melakukan pendokumentasian.
Padahal pendokumentasian sastra Kota Jambi sangat penting mengingat kota ini memiliki sastrawan yang berperan dalam memberi warna bagi kehidupan sastra tanah air. Sastrawan Kota Jambi seperti Ari Setya Ardhi (alm), Muhammad Husairi (Ari Ce’gu), Iriani R. Tandy, Didin Siroz, dan Gita Romadhona, cukup dikenal dalam kehidupan kesastraan Jambi dan mempunyai prestasi tersendiri di bidangnya. Akan tetapi, mereka seakan hilang dari fakta dan data sejarah Sastra Indonesia. Hal ini disebabkan belum adanya Pusat Dokumentasi Sastra Kota Jambi yang dapat menjadi bukti kehadiran mereka dalam berkreativitas.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap kelangsungan hidup sastra Kota Jambi, dilakukan pendokumentasian sastra yang dapat menjadi data tambahan untuk khasanah Sastra Indonesia. Selain mendokumentasikan data sastrawan, karyanya, dan peristiwa sastra, penelitian ini juga akan membicarakan/menganalisis cerita pendek.
Sumber: Jurnal Mlangun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...