Selasa, 10 Mei 2016

Kepopuleran Cerita Rakyat "Putri Pinang Masak" dan Nilai-nilai Budaya Masyarakat Jambi

Oleh: Fitria 
Abstrak

Penelitian ini mengungkapkan kepopuleran cerita rakyat “Putri Pinang Masak”dari Provinsi Jambi. Kepopulerannya itu dengan ditemukannya tujuh versi yang mengungkapkan Putri Pinang Masak pernah hidup di negeri Jambi dan memimpin negeri Jambi. Dari ketujuh versi cerita “Putri Pinang Masak” ini dari segi penokohan/pencitraan ditemukan nilai-nilai budaya masyarakat Jambi yang berkaitan dengan kedudukan wanita dalam masyarakat.
Wanita dalam masyarakat Jambi harus mempunyai kecantikan lahir dan batin, kedudukannya harus diperhitungkan dalam adat, dan diperbolehkan menjadi seorang pemimpin.
Kata Kunci: populer, versi cerita, penokohan/pencitraan, wanita, dan nilai budaya.

I. Pengantar
Tiap-tiap suku bangsa di Indonesia memiliki warisan budaya masa lampau yang disebut dengan sastra lama. Sastra lama ada yang berbentuk tulisan dan  berbentuk lisan. Sastra lisan disebut sebagai sastra rakyat karena lebih dahulu berkembang dari sastra tulis. Untuk kelangsungannya masyarakat mewarisi secara turun temurun dari generasi ke generasi. Menurut Hutomo (1991) sastra lisan ini mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturunkan secara lisan. Jenis sastra lisan ini diantaranya cerita rakyat yang berbentuk dongeng, legende, dan mitos yang kemudian berkembang menjadi sastra tulis. 

Sastra tulis yang berkembang khususnya di Melayu telah ada sebelum masuknya Islam ke sana dengan menggunakan huruf Arab dan bahasa Melayu (Arab-Melayu/ Jawi). Jenis sastra yang ditemukan berbentuk syair dan hikayat. Hikayat merupakan  pembaruan dari bentuk prosa yang berkembang dari tradisi lisan. Hikayat dalam masyarakat Melayu berfungsi sebagai media untuk mendidik (fungsi didaktik) sekaligus untuk menghibur.

Jambi sebagai bagian dari daerah Melayu memiliki sastra tulis dan lisan yang termasuk ke dalam kesusastraan Melayu. Sastra tulis yang ditemukan di daerah Jambi jumlahnya tidak terlalu banyak dibandingkan dengan sastra lisan. Sastra tulis yang ditemukan diantaranya Hikayat Negeri Jambi dan Naskah Undang-undang Jambi dengan judul Undang-Undang Aturan Raja-Raja, Mantri-Mantri, dan Segala Hukum di Dalam Negeri Jambi. Sementara itu sastra lisan yang  telah dijadikan tulisan diantaranya  Teka-Teki dalam Bahasa Kerinci, Cerita Rakyat Daerah Jambi, Sila-Sila Keturunan Raja Jambi, dan Asal Tanah Pilih. Sebagian besar peranan kesusastraan Jambi ini mengisahkan tentang kebesaran dan keperkasaan raja-raja yang pernah memerintah di negeri Jambi.  

Kesusastraan Jambi ini merupakan bagian dari Kesusastraan Melayu, artinya sastra yang berkembang di daerah Melayu dan dalam perkembangannya dapat dihubungkan dengan data sejarah mengenai Kerajaan Melayu Jambi.  Data sejarah menyebutkan di daerah Jambi pernah berdiri sebuah Kerajaan Melayu Jambi yang bernama Darmasraya yang berpusat di hulu Sungai Batang Hari. Rajanya yang terkenal adalah Shri Tribhuanaraja Mauliwarmadewa yang keturunannya melahirkan Adytiawarman sebagai pendiri kerajaan Pagaruyung yang berada di daerah Minangkabau sebagai penerus dari kerajaan Melayu Jambi.

Hubungan antara kedua kerajaan ini berpengaruh dalam perkembangan kesusastraan Jambi. Hal ini ditemukan di dalam Hikayat Negeri Jambi dan Sila- Sila Keturunan Raja Jambi yang menceritakan bahwa seorang putri dari Minangkabau yang bernama Putri Pinang Masak pernah memimpin daerah Jambi. Cerita ini diperkuat dengan ditemukannya dalam masyarakat Jambi cerita rakyat yang berjudul “Putri Pinang Masak”. Cerita Putri Pinang Masak ini  sangat populer dalam masyarakat Jambi karena dianggap sebagai cerita asal usul negeri Jambi. Bentuk kepopuleran cerita Putri Pinang Masak ini dengan ditemukannya beragam versi mengenai cerita ini. 

Sumber: Jurnal Mlangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...