Sabtu, 14 Mei 2016

Pemaknaan Simbol Mutiara dalam Novel The Pearl Karya John Steinbeck

Oleh: Karyono 
Abstrak

Penelitian ini untuk mengungkap makna simbol mutiara dalam The Pearl, serta mengungkap  kondisi sosial masyarakat. Pemaknaan simbol mutiara dalam novel The Pearl karya Jonh Steinbeck ini memahami tanda-tanda dalam suatu teks sastra dengan pendekatan semiotika. Pemaknaan mutiara merupakan sebuah benda berharga yang berharga mahal.
Ini berarti mutiara erat kaitannya dengan kekayaan. Mutiara yang ditampilkan dalam novel ini adalah mutiara yang sangat besar yang tak ternilai harganya sehingga di sebut mutiara dunia. Dengan demikian mutiara ini merupakan simbol kekuasaan dan kekuatan.
Kata  kunci : mutiara, kekuasan, dan kekuatan

I. Pengantar
Karya sastra, khususnya novel, diciptakan pengarang dengan tujuan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan tanpa melupakan bahwa karya sastra sebenarnya merupakan bagian pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa (Darma 1983:52). Apa yang diungkapkan pengarang dalam karyanya tidak jarang merupakan cerminan kehidupan masyarakat. Wellek dan Warren (1997:109) berpendapat bahwa “…teknik-teknik sastra tradisional, seperti simbolisme dan mantra,  bersifat sosial karena merupakan konvensi dan norma masyarakat.” 

Ratna (2004) mengungkapkan bahwa sastra dalam bentuk karya atau naskah mengandung makna tanda-tanda, sesuatu yang lain diwakilinya, sebagai tanda-tanda nonverbal. Makna tanda-tanda bukanlah milik dirinya sendiri, tetapi berasal dari konteks tempat  diciptakan, tempat  ia tertanam (Ratna, 2004:117). Senada dengan hal tersebut, Culler mengatakan bahwa karya sastra tersusun oleh seperangkat sistem simbol, sedangkan sistem simbol itu memiliki arti apabila dapat dijelaskan dari mana ia berasal dan untuk siapa ia dimanfaatkan (Culler, 1977:5). 

Tanda-tanda sastra tidak terbatas teks tertulis. Hubungan antara penulis, karya sastra dan pembaca menyediakan pemahaman mengenai tanda yang sangat kaya. Oleh sebab itu, pemahaman suatu karya sastra tidak bisa dilepaskan dari kenyataan di luarnya, yaitu masyarakat tempat  karya itu hadir. Sastra mempunyai fungsi sosial atau manfaat yang tidak sepenuhnya bersifat pribadi. Jadi, permasalahan studi sastra menyiratkan masalah-masalah sosial: masalah tradisi, konvensi, norma, jenis sastra (genre), simbol dan mitos (Wellek dan Warren, 1977:109).

“The Pearl” karya John Steinbeck merupakan sebuah novel yang kaya akan tanda-tanda yang mewakili keadaan masyarakat ketika novel itu diciptakan. Novel ini mengisahkan kehidupan sebuah keluarga kecil, yang terdiri dari Kino, sang kepala rumah tangga, Juana, istrinya, dan Coyotito, anaknya yang masih bayi. Keluarga ini bersama beberapa keluarga lainnya adalah orang-orang kulit merah atau Indian yang bermata-pencaharian sebagai nelayan mutiara. Mereka tergolong masyarakat kelas bawah dan tinggal di pinggiran kota, di rumah-rumah reot sepanjang pantai. Meskipun hidup dalam kesederhanaan, Kino dan keluarganya menikmati kehidupan rumah tangga mereka. Suatu hari, sebuah malapetaka menimpa keluarga kecil ini. Coyotito, si bayi, disengat oleh kalajengking dan harus segera mendapatkan pertolongan dari seorang dokter. Kino dan istrinya terpaksa harus pergi ke kota untuk mengobatkan anaknya pada seorang dokter di sana. Namun, bukannya pertolongan yang didapatkannya, melainkan penolakan dari si dokter. Keadaan berubah tatkala Kino menemukan sebuah mutiara besar yang bernilai tinggi. Orang-orang mulai berusaha merebut perhatian Kino, termasuk dokter yang pernah menolaknya. Namun, mutiara yang diharapkan bisa memberikan kebahagiaan bagi Kino dan keluarganya justru menjadi sumber bencana bagi keluarga kecil ini.

Menjadi suatu topik yang menarik untuk mengungkapkan makna “mutiara” dalam novel ini,  yaitu apakah pemaknaannya hanya sebatas memperhatikan petunjuk langsung dari tanda bahasa tersebut (denotasi) atau justru terdapat pemaknaan lain dengan memperhatikan arti kedua (konotasi) dari kata mutiara tersebut. Berangkat dari pemaknaan tersebut akan diungkapkan gambaran sosial masyarakat yang ingin ditampilkan pengarang.

Sumber: Jurnal Mlangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...