Rabu, 22 Juni 2016

Kearifan Lokal Kesenian Senjang Masyarakat Musi

Oleh: Basuki Sarwo Edi
Abstrak

Kearifan lokal selalu dihubungkan dengan kebijakan lokal (local wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge), serta kecerdasan setempat (local genius). Senjang sebagai suatu manisfestasi masyarakat daerah merupakan kekayaan budaya setempat yang meliputi ketiga unsur kelokalan tersebut tentunya perlu diangkat ke permukaan kerena ketiga unsur kelokalan itu secara implisit dan eksplisit tertuang dalam tekstual senjang.
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu kearifan lokal apa saja yang terkandung dalam senjang dan bagaimanakah fungsi senjang dalam masyarakat pembentuknya. Sedangkan tujuannya untuk mendeskripsikan senjang dalam wacana kearifan lokal dan fungsi senjang dalam pembentukan karakteristik masyarakatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senjang  terkait dengan kebijakan lokal, kecerdasan lokal, dan pengetahuan setempat. Kearifan lokal yang ditemukan dalam senjang  meliputi kesantunan, kekerabatan, dan kepedulian antara satu dengan yang lain.
Kata kunci: kearifan lokal, senjang, dan manifestasi masyarakat 

Abstract

Local wisdom is always connected to local policy, local knowledge, and local intelligent. Senjang is a local society manifestation that covers the three factors above to be preserved because it is implicitly and explicitly stated in the senjang texts . The problems discussed in this research about the local policy that is available in the senjang and how the function of senjang in their community. While the purpose of study to describe the senjang in the local wisdom and its function in building the local characters. The research showed that senjang was connected to local wisdom, local knowledge, and local intelligent. The local wisdom found in senjang among others courtesy, family relationship, and sense of care among the people.
Keyword : lokal wisdom, senjang, society manifestation

1. Pendahuluan 
Kita banyak menemukan tradisi-tradisi lokal dalam lingkungan masyarakat, seperti cerita rakyat, nyanyian rakyat, puisi rakyat dan ragam budaya lainnya. Tradisi-tradisi lokal itu dapat kita kategorikan dalam ranah seni, sastra, dan budaya. Ketiga ranah tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Di sisi lain, melalui mediasi bahasa, ketiga ranah tersebut merupakan suatu instrumen penting, dan berfungsi sebagai sarana komunikasi di lingkungan masyarakat tradisional maupun modern

Masyarakat Musi Banyuasin yang berada di Provinsi Sumatera memiliki suatu tradisi lisan yang dipadukan dengan salah satu alat musik elektrik yang keduanya tidak bisa bertemu, tetapi enak untuk diresapi. Kesenian  tersebut dikenal dengan kesenian Senjang. Senjang merupakan salah satu contoh budaya daerah (tradisi lisan) yang meliputi ketiga ranah tersebut, yaitu seni, sastra, dan budaya. Dalam penyebarannya, senjang sangat berterima di masyarakat. Tradisi senjang juga dikemas dalam acara ritual kemasyarakatan seperti pada saat ada ritual sedekah bumi, upacara adat, pernikahan, dan sebagainya.

Senjang adalah salah satu bentuk media seni budaya yang secara tekstual mengandung nilai-nilai luhur nenek moyang daerah setempat. Nilai-nilai luhur tersebut akan lenyap apabila tidak ada penutur atau generasi penerus yang memahami dan melestarikannya. Dengan kata lain, keberadaannya akan tergerus oleh perkembangan jaman. Melalui makalah ini, penulis ingin mendiskripsikan senjang dalam wacana kearifan lokal. Karena penulis yakin, dalam tekstual senjang terkandung makna kearifan lokal (kebijakan lokal (local wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge), serta kecerdasan setempat (local genius) yang membentuk karakteristik masyarakatnya.

Masyarakat dan karya sastra (tradisi lisan) memiliki suatu hubungan yang tak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan lebih lanjut mengenai  hubungan karya sastra dengan masyarakat pembentuknya. Grebstein dalam http://maisya.multiply.com/journal/item/105/Sekura_Tinjaun Sosiokultural menyatakan bahwa karya sastra tidak dapat dipahami secara lengkap bila dipisahkan dari lingkungan atau kebudayaan yang telah menghasilkannya. Masyarakat dapat mendekati karya sastra dari dua arah. Pertama sebagai suatu kekuatan yang istimewa, kedua sebagai tradisi. Dengan demikian, karya sastra mencerminkan pergerakan atau perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat.

Tradisi dalam artian kebudayaan, merupakan hasil usaha dan pemikiran sekelompok masyarakat untuk mengatasi berbagai kebutuhan dalam kelompoknya, mempunyai unsur-unsur, sebagai berikut: 1) peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi, dan sebagainya), 2) mata pencaharian hidup dan sistem tata ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan lain-lain), 3) sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan), 4) bahasa (lisan dan tulisan), 5) kesenian, 6) sistem pengetahuan, dan 7) religi.     

Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu kearifan lokal apa saja yang terkandung dalam senjang dan bagaimanakah fungsi senjang dalam masyarakat pembentuknya.

Tujuan makalah ini yaitu untuk mendiskripsikan senjang dalam wacana kearifan lokal dan fungsi senjang dalam pembentukan karakteristik masyarakatnya.

Sumber: Jurnal Mlangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...