Selasa, 07 Juni 2016

Pelanggaran Nilai Moral dalam Novel Merpati Biru Karya Achmad Munif

Oleh: Basuki Sarwo Edi
Abstrak
Penelitian ini membahas pelanggaran nilai moral dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munif. Manfaat yang  diharapkan dari hasil penelitian ini adalah bisa mengungkapkan  pelanggaran nilai-nilai moral yang ada di dalamnya  sebagai bekal evaluasi hidup dalam bersosialisasi dengan manusia lain. Adapun sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Merpati Biru karya Achmad Munif.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa novel Merpati Biru karya Achmad Munif terdapat beberapa pelanggaran nilai moral seperti; menghalalkan segala cara dengan alasan kasih sayang,tidak berbuat adil dan menyia-nyiakan amanah, munafik, berdusta pada orang tua demi taat pada orang tua,
Kata kunci: novel, nilai moral, dan pelanggaran

Abstract

This research discussed about the volation of moral values in Novel ”Merpati Biru” by achmad Munif. The objective of this research is to find out the violation of moral values in the novel of the provision of life evaluation in socializing with others. The source of data in this research was taken from the novel ”Merpati Biru” by achmad Munif. The result shows that there are some violations of moral values, such as justify the means on the protection of love, unfair squandered the mandate, hypocritical, and mendacius to parents.
Key words : novel, moral value, violatin

1. Pendahuluan
Sastra memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, serta keindahan dalam isi dan ungkapannya. Dalam mengapresiasikan  sastra, seseorang akan mengalami sebagian kehidupan yang dialami pengarang yang tertuang dalam karya ciptanya. Hal ini dapat terjadi karena adanya empati yang memungkinkan pembaca terbawa ke dalam suasana dan gerak hati dalam karya itu. 

Kemampuan menghayati pengalaman pengarang yang dilukiskan dalam karya dapat menimbulkan rasa nikmat pada pembacanya. Kenikmatan itu timbul karena pembaca (a) merasa mampu memahami pengalaman orang lain; (b) merasa pengalamannya bertambah sehingga dapat menghadapi kehidupan dengan lebih baik; (c) merasa kagum akan kemampuan sastrawan dalam memberikan, memadukan, dan memperjelas makna terhadap pengalaman yang diolahnya; (d) mampu menemukan nilai estetik dalam karya itu.
Nilai moral merupakan sesuatu yang abstrak sehingga untuk menentukan bernilai baik atau buruk tidak bisa diukur dengan benda konkret. Ajaran moral mengarahkan manusia berpikir dewasa, bertingkah laku yang baik, berjiwa luhur dan bisa menjadi teladan bagi sesamanya. Menurut Amin(1997) ada tiga faktor penentu dalam moralitas, yaitu perbuatan itu sendiri, motif, dan keadaan. Apabila perbuatan yang dikehendaki buruk pada hakikatnya pasti buruk. Apabila perbuatan baik, pasti baik perbuatan menghendakinya itu. Motif adalah sesuatu yang diinginkan pelaku lewat perbuatannya yang dilakukannya sehingga ikut menentukan moralitas seseorang. Moralitas ditentukan pula oleh keadaan, seperti  perbuatan apa yang dilakukan? Mengapa perbuatan itu bisa dilakukan, di mana perbuatan itu dilakukan, dan dengan cara apa perbuatan itu dilakukan?

Sosok wanita dan kewanitaannya dari dulu hingga sekarang merupakan lahan subur yang tidak habis-habisnya menjadi inspirasi para pengarang, baik oleh sastrawan maupun sastrawati. Berbagai fenomena tentang wanita menjadi modal penulis dalam mencipta karya mereka. Kisah-kisah yang melibatkan tokoh wanita juga ditemukan di sepanjang zaman. Pengaruh perkembangan zaman ikut menentukan warna kehadiran sosok wanita. Pada perkembangan selanjutnya, khazanah sastra diwarnai oleh kehadiran suatu aliran yang mengkhususkan perhatian terhadap keberadaan dan peranan wanita, yaitu yang dikenal dengan istilah feminisme. Dalam dunia sastra Indonesia, sosok wanita dan kewanitaannya banyak diungkapkan oleh para pengarang, baik laki-laki maupun wanita. Salah seorang laki-laki pengarang Indonesia yang turut menyoroti kehidupan wanita adalah Achmad Munif melalui novelnya yang berjudul Merpati Biru

Pelanggaran-pelanggaran nilai moral di dalam novel Merpati Biru oleh para tokoh juga banyak didominasi kaum hawa sehingga hal inilah yang  menjadikan daya tarik penulis untuk mengkaji cerita yang ada dalam novel karya Achmad Munif  ini. Penulis mencoba menganalisis dari segi moral agama maupun moral yang berlaku di masyarakat yaitu norma masyarakat. Penulis menganalisis jenis-jenis pelanggaran nilai moral apa saja  yang  ada dalam novel Merpati Biru yang sekiranya tidak pantas ditiru oleh pembaca.

Ketertarikan para pembaca pada novel karena novel sebagai bahan bacaan dengan berbagai macam rekaannya  sengaja dibuat untuk memuaskan sang penikmat karya sastra. Untuk itu, pengarang sering menggunakan sarana literer yang membuat karyanya semakin menarik, unik,  dan enak untuk dibaca. Dampaknya adalah senangnya pembaca untuk membaca karya sastra tersebut secara berulang-ulang tanpa adanya rasa bosan. Penulis tertarik untuk mengkaji cerita yang ada dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munif  ini karena di dalam cerita ini banyak sekali nilai-nilai moral yang bisa dijadikan contoh  teladan dan dapat digunakan sebagai bekal menghadapi hidup dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Misalnya bagaimana kita harus bersikap terhadap orang-orang yang memiliki nasib kurang beruntung, selalu menghargai perbedaan pendapat  dengan orang lain, dan yang lebih penting adalah bagaimana kita harus bisa membalas jasa dan budi baik orang tua kepada kita.

Novel dibuat oleh pengarangnya bukan hanya sekedar sebuah cerita bohong dan tiada memiliki arti, namun dibalik cerita itu ada sesuatu yang ingin disampaikan oleh penciptanya pada pembaca cerita tersebut. Sesuatu itu dapat berupa nasihat, sindiran, kritik sosial, dan ajakan untuk berbuat kebajikan. Hal ini menunjukkan bahwa sastra novel memiliki manfaat bagi masyarakat. Novel dapat berfungsi sebagai alat bantu pendidikan dan juga sebagai hiburan.

Kita dapat menemukan berbagai macam permasalahan kehidupan yang sering kita jumpai dalam sebuah novel. Dapat dikatakan bahwa novel adalah wujud dari refleksi kehidupan yang ada di dalam masyarakat. Pengarang mencurahkan pengalaman kehidupannya dalam karya sastra. Kelahiran  suatu karya sastra merupakan suatu kontrol sosial sekaligus cerminan terhadap gejala yang muncul dalam kehidupan masyarakat yang dirangkai dalam cerita oleh pengarang. Agar rangkaian cerita kehidupan itu dapat diterima oleh masyarakat, pengarang sengaja mengemas hasil pengamatan, dan pengalaman hidupnya sedemikian rupa sehingga akan menjadi menarik.

Dari uraian di atas masalah yang yang akan dibahas  dalam penelitian ini adalah pelanggaran nilai-nilai moral apa saja yang terdapat dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munif. Sedangkan tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan utuh tentang pelanggaran nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel Merpati Biru karya Achmad Munif. Selanjutnya, tulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan persiapan diri  dalam menghadapi permasalahan hidup yang semakin kompleks.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Surachmad (1985:131) metode deskriptif ini adalah metode penelitian yang dilakukan seobjektif mungkin dan didasarkan semata-mata pada fakta yang ada. Metode ini membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengemukakan data, menyusun data, menganalisis, dan menginterpretasikan. Penelitian deskriptif tidak menguji hipotesis, tetapi hanya mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variable-variabel yang diteliti. Adapun pendekatan yang dilakukan dengan metode ini adalah pendekatan objektif. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik studi pustaka. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis isi.

Nilai moral yang terkandung dalam novel Novel Merpati Biru Karya Achmad  Munif ini akan dideskripsikan sebagai sesuatu yang ada dalam pandangan agama  dan berlaku dalam masyarakat tokoh yang diciptakan oleh pengarangnya. Nilai moral ini biasanya ditampilkan secara tersirat oleh pengarangnya. Baroroh(1985:90) mengatakan bahwa perbuatan itu termasuk moral yang baik atau benar bila  perbuatan itu mendekatkan manusia sebagai subjek perbuatan itu pada tujuan akhir hidupnya. Sebaliknya, perbuatan manusia itu  termasuk moral buruk atau salah bila perbuatan itu menjauhkan manusia dari tujuan akhir hidupnya.

Hal tersebut dikuatkan dengan pendapat  Aminudin (2000) yang mengatakan bahwa karya sastra memiliki norma moral apabila menyajikan, mendukung, dan menghargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku. Nilai keagamaan yang disajikan misalnya, harus mampu memperkukuh kepercayaan pembaca terhadap agama yang dianutnya.

Sumber: Jurnal Mlangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...