Oleh: Asmardi
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah adalah tempat aktivitas dan usaha guru dan siswa meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina pribadinya, (pikir, karsa, cipta, dan budi, nurani) dan jasmani (panca indera serta ketrampilan-ketrampilan). Karena itu pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai perkembangannya yang optimal. Sekolah merupakan organisasi sosial yang menyediakan layanan pembelajaran bagi masyarakat.
Salah satu yang tersurat secara implisit dalam penyelenggaraan pendidikan menurut UUSPN (undang-undang sistem pendidikan nasional) yaitu melalui kegiatan bimbingan yang lazim dikenal dengan istilah Bimbingan dan konseling. Keberadaan Bimbingan dan Konseling di sekolah memberikan dampak positif yang amat besar terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi siswa, hal ini mengingat banyaknya permasalahan belajar yang dialami siswa.
Penyebab ketidak beresan siswa dalam belajar faktornya amat banyak dan beragam. Penyebab itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu penyebab yang berasal dari dalam diri siswa dan yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) diantaranya faktor mengingat dan kemampuan untuk belajar, motivasi dalam belajar, kematangan atau kemampuan melihat, mendengar dan merasakan. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) mencakup faktor yang berkaitan dengan kondisi belajar diantaranya guru, kualitas proses belajar mengajar, hubungan guru dan siswa di sekolah, lingkungan teman sekelas, dan keluarga.
Dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa di kelasnya, SMP Negeri 14 Kerinci memaksimalkan upaya pemberian layanan bimbingan dan konseling yang terfokus pada konseling Eklektif. Kenyataaan pada observasi banyak ditemukan masalah-masalah yang dialami oleh siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar bahkn dalam berkomunikai dengan guru-guru di sekolah. Dengan pemberian konseling eklektif diharapkan ada perobahan dalam bertingkah laku dan diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMP N 14 Kerinci.
Program pelayanan bimbingan dan konseling diarahkan kepada upaya memfasilitasi siswa asuh mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif dan dinamis, dan mampu mengambil keputusan yang bertanggung jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara efektif dan produktif, sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan serta menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Menuruut (Ahmadi,Abu& Supriono,Widodo. 2004 : 16) mengemukakan permasalahan belajar yang dihadapi siswa antara lain:
1. Siswa mengalami kesulitan dalam mempersiapkan kondisi fisik dan psikisnya.
2. Siswa tidak dapat mempersiapkan bahan dan peralatan sekolahnya.
3. Sarana dan prasarana di perpustakaan kurang menunjang.
4. Peralatan di laboratorium kurang lengkap, sehingga tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan pelajaran.
5. Siswa tidak mempunyai keberanian untuk menyampaikan pertanyaan atau pernyataan dalam proses pembelajaran.
6.Siswa sering melanggar kedisiplinan kehadiran di sekolah, misalnya sering datang terlambat, sering tidak masuk sekolah, berbicara kotor, /over acting/ ketika belajar.
7. Malas mencatat mata pelajaran.
8. Tidak menindak lanjuti proses belajar mengajar.
9. Tidak bergairah atau termotivasi dalam belajar.
10. Siswa tidak melaksanakan belajar, dan diskusi kelompok.
11. Tidak bergairah dalam melaksanakan tugas atau latihan mata p pelajaran.
12. Siswa malas berkonsultasi dengan guru.
Dalam praktiknya penanganan masalah-masalah siswa di atas dalam kerangka bimbingan dan konseling diselesaikan melalui konseling individu maupun konseling kelompok. Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli mengenai pendekatan atau teknik yang digunakan oleh konselor ketika proses konseling berlangsung.
Pada dasarnya pendekatan/teknik konseling itu dibagi tiga (Moh. Surya : 2000). yaitu : teknik konseling direktif, non-direktif dan Eklektif. Teknik Konseling Eklektif merupakan penggabungan dua teknik Konseling Direktif dan Non Direktif Peneliti memadukan kebaikan dua teknik konseling tersebut, mengembangkan dan menerapkan dalam praktek sesuai dengan permasalahan belajar siswa dengan berorientasi pada teknik hubungan antara konselor dengan klien yaitu Teknik Eklektif dengan Perilaku Attending, yang dalam hal ini dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “Mengatasi Permasalahan Belajar Siswa Kelas IX C Semester Ganjil Melalui Konseling Eklektik Dengan Perilaku Attending di SMP Negeri 14 Kerinci Tahun Pelajaran 2015/2016”
Sumber: Pelatihan KTI untuk Guru SLTP dan SLTA 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...