Oleh: Liskha Nurlidya
A. Latar Belakang Masalah
Dalam merencanakan proses belajar mengajar dari seorang guru dituntut untuk dapat menentukan langkah-langkah yang sistematis dan efektif. Hal ini dilakukan karena tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan khususnya pendidikan seni Tari mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus mengusahakan metode yang tepat yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Pengertian metode disini dalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sehubungan dengan ini Jamalus mengatakan bahwa metode penyajian dalam proses belajar mengajar ialah seperangkat upaya yang direncanakan dan disusun dengan tujuan menciptakan suasana belajar mengajar yang menguntungkan. Jadi perlu adanya perencanaan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai.
Di samping kompetensi keguruan lainya, dari segi internal siswa, seorang guru perlu mengetahui bahwa kemampuan tiap siswa dalam bidang tari berbeda- beda. Ada siswa yang dengan mudah dapat melakukan gerakan dalam tarian, tetapi ada juga yang sulit melakukan tiap-tiap gerakan yang diberikan oleh guru. Hal ini perlu mendapat perhatian dari guru agar dalam memberikan evaluasi kepada siswa tetap objektif.
Didalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP Kelas VIII semester II Mata Pelajaran Seni Budaya { Seni Tari} dinyatakan dalam Tujuan Pembelajaran,siswa mampu menyebutkan ragam gerak tari kelompok nusantara, siswa mampu menyebutkan jenis tari kelompok nusantara dan siswa mampu menampilkan tari kelompok nusantara secara utuh. Penulis dalam penelitian tindakan kelas ini memilih praktik gerak tari kelompok nusantara karena lebih mudah diterapkan sesuai dengan budaya masyarakat nusantara.
Mengajarkan gerak tari kelompok nusantara berarti mengajarkan penguasaan keterampilan psikomotor, karena melibatkan otot – otot jari tangan, dan gerak tubuh siswa secara keseluruhan. Ada beberapa jenis metode pengajaran seni tari .Alternatif metode yang termasuk kategori pengajaran keterampilan psikomotor ialah metode driil dan metode demonstrasi.
Menurut pengamatan penulis mengajarkan gerak tari kelompok nusantara disekolah – sekolah, guru hanya cukup mendemostrasikan. sehingga dalam interaksi kegiatan belajar mengajar gurulah yang lebih aktif. Situasi demikian cenderung membuat siswa pasif, sehingga keterampilan siswa kurang terbentuk, dan akibatnya hasil pengajaran kurang memuaskan. Padahal dalam mengajarkan gerak tari kelompok nusantara yang dominan mengandung aspek psikomotor, perlu dengan cukup mengajarkan keterampilan berupa latihan – latihan dari pelajaran yang telah diberikan.
Untuk menciptakan suasana demikian perlu diterapkan metode pengajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif, sehingga dapat dicapai hasil belajar yang optimal. Metode pengajaran yang dimaksud yaitu metode drill, metode yang digunakan guru dalam mengajar dengan melatih keterampilan dan ketangkasan siswa dengan cara mengulang ngulang untuk membiasakan gerakan secara otomatis. Penerapan metode drill boleh dikatakan jarang dilakukan dikelas jika dibandingkan dengan metode demonstrasi dalam mengajarkan gerak tari kelompok nusantara.
Metode drill lebih menekankan kepada pengulangan dengan tujuan mencapai gerak otot secara otomatis, sedangkan metode demonstrasi lebih menekankan segi peniruan dan penggunaan konsep.
Berdasarkan pernyataan di atas, terdapat perbedaan karakter kedua metode tersebut. Agar mendapat gambaran yang lebih jelas, dalam penelitian tndakan kelas ini penulis tertarik untuk meneliti perbandingan kedua metode tersebut terhadap hasil belajar siswa dalam mempelajari gerak tari kelompok nusantara.
Sumber: Pelatihan KTI untuk Guru SLTP dan SLTA 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...