BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era pembangunan dewasa ini, telah menunjukkan begitu pesatnya
perkembangan serta kemajuan dalam berbagai bidang, terutama bidang ilmu
pengetahuan sehingga dari ilmu pengetahuan itu telah banyak merubah sikap dan
pola pikir manusia dalam menuju perubahan diberbagai bidang ataupun aspek
kehidupan masyarakat, baik yang
menyangkut bidang ekonomi, sosial, maupun bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan sektor yang paling penting bagi setiap
individu, karena melalui pendidikan itu akan dapat membawa setiap individu
menjadi manusia yang berkualitas. Di samping itu pula melalui pendidikan akan dapat membawa
kemajuan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan megara, bahkan dapat mengangkat
derajat, baik derajatnya sesama manusia, maupun derajatnya di sisi Allah SWT.
Firman Allah SWT di dalam surat
Mujadilah ayat 11 yang berbunyi :
Ayat di atas menjelaskan, bahwa ilmu atau pendidikan dapat mengangkat derajat manusia baik di hadapan Allah lebih-lebih di hadapan sesama manusia. Untuk itu upaya mencerdaskan bangsa dalam arti mengangkat kualitas manusia pada dasarnya hanya dapat direalisasikan melalui pendidikan .
Dalam upaya menuju kemajuan dalam
bidang pendidikan, telah dilakukan berbagai usaha oleh pemerintah baik yang
menyangkut sarana pendidikan maupun yang menyangkut prasarana yang menunjang
pelaksanaan pendidikan itu sendiri.
Dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal
31 ayat 1 dijelaskan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pendidikan
dan pengajaran.”2
Selanjutnya ditegaskan lagi dalam
Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pada bab II
pasal 3 disebutkan :
Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.3
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan umum maupun pendidikan agama, telah dirasakan bersama-sama yang
kesemuanya itu berdasarkan jerih payah bangsa Indonesia yang terdidik. Lembaga
pendidikan agama yang didalamnya
termasuk madrasah adalah lembaga pendidikan yang telah berurat dan
berakar didalam nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan telah ikut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa, Lembaga pendidikan agama adalah wadah untuk
membentuk dan menciptakan manusia yang berkepribadian muslim beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan cita-cita bangsa.
Sebagaimana Kita ketahui, bahwa keberhasilan
dalam pendidikan sebagian besar tergantung dengan kualitas guru. Guru yang
telah memiliki berbagai macam keahlian dalam mengajar, menguasai metode
mengajar, menguasai bahan, dan sebagiannya akan berusaha sekuat tenaga untuk
mencapai tujuan dengan kata lain, “Proses belajar dan hasil belajar para siswa
bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulumnya akan
tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru”.4
Secara strategis lembaga pendidikan agama
harus diusahakan peningkatan mutu dan kualitasnya, dalam usaha ikut serta untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa selaras dengan tujuan pembangunan nasional yang
telah ditetapkan, sehingga “Madrasah dan pendidikan Islam Eksistensinya semakin
mantap sesuai dengan SKB 3 Menteri adalah sebagai sub sistem pendidikan
nasional dibidang pendidikan”.5
Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, yang
demikian, maka di Indonesia
bermunculanlah lembaga-lembaga pendidikan Islam, yang bersifat formal seperti
madrasah dan pondok pasentren.
Madrasah Ibtidaiyah pada umumnya di
Kecamatan Danau Kerinci berstatus swasta termasuk Madrasah Ibtidaiyah di Desa
Koto Salak, Madrasah Ibtidaiyah ini adalah pendidikan dasar yang berciri khas
agama Islam.
Di kalangan sebagian masyarakat desa Koto
Salak masih terdapat kesan, bahwa kualitas madrasah swasta masih rendah
dibandingkan dengan madrasah negeri, baik dari segi kurikulum, guru yang
mengajar serta sarana dan prasarana lainnya.
Walaupun pemerintah telah berupaya memberikan sarana dan prasarana
seperti buku-buku pelajaran dan buku-buku bacaan murid serta gedung madrasah
lengkap dengan bangku dan meja. Namun pada kenyataannya sarana dan prasarana
yang disediakan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Koto
Salak karena tidak seimbang dengan kebutuhan murid, bahkan banyak murid yang
tidak mendapat bangku dan meja dalam belajar. jumlah bukupun tidak mencukupi
untuk semua murid.
Dalam penyelenggaraan pembelajarannya,
madrasah swasta tersebut masih kurang teratur pada penerapannya karena tidak
menggunakan kurikulum standar dari Departemen Agama RI .
yang seharusnya dipakai oleh madrasah tersebut dalam melaksanakan proses
pengajaran.
Tenaga pengajar pada madrasah inipun belum
memadai dibandingkan dengan jumlah murid di madrasah tersebut, guru tetap yang
merupakan tumpuan bagi murid hanya disediakan satu orang saja oleh Departemen
Agama, sedangkan jumlah murid mencapai 50 orang. Keterbatasan guru atau tenaga
pengajar ini membuat masyarakat kurang yakin akan kemampuan madrasah ini untuk
menampung seluruh anak-anak yang ada
dalam Desa Koto Salak.
Kemudian dalam administrasi pendidikan,
masih dirasakan kurang memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Seperti tidak
tersedianya pembukuan inventaris, kurangnya alat-alat tulis, seperti kapur dan
lainnya, hingga anak didiknya terpaksa harus membawa kapur bekas untuk
masing-masing lokal yang berjumlah tiga kelas, dari Sekolah Dasar Negeri Koto
Salak.
Beberapa hal di atas membuat MIS Desa Koto
Salak ini kurang diminati oleh anak-anak
Desa Koto Salak dan orang tuapun tidak begitu tertarik untuk
menyekolahkan anak mereka pada MIS ini. Hal ini tentu membuat banyak orang tua
tidak lagi mendaftarkan anaknya ke Madrasah tersebut.
Sedangkan pada eksistensinya, MIS Koto Salak
ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, dengan adanya MIS di desa Koto Salak ini
akan membantu sekali dalam perkembangan watak, budi dan menambah ilmu anak-anak
di desa Koto Salak, serta membuat lancarnya pembangunan yang berdasarkan
ketuhanan Yang Maha Esa bisa berjalan dengan baik.
Dari MIS inilah pembentukan akhlak dan
penanaman nilai agama dan keimanan kepada tuhan mulai ditanamkan hingga
kerusakan mental serta akhlak pada remaja yang pada realita sangat dipengaruhi
oleh kurangnya pengetahuan agama tidak terjadi atau bisa dihindari dan
setidak-tidaknya bisa dikurangi dari tahap demi tahap.
Dengan adanya masalah ini penulis berhasrat
untuk mencarikan solusi pemecahannya, serta bagaimana upaya yang seharusnya
dilakukan untuk meningkatkan kualitas Madrasah Ibtidaiyah di Desa Koto Salak
Kecamatan Danau Kerinci dengan mengangkat masalah tersebut ke dalam sebuah
skripsi.
B.
Rumusan dan Batasan
Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah
di atas, maka terlihat begitu banyak masalah yang terdapat di Madrasah
Ibtidaiah Swasta (MIS) Koto Salak, maka dalam pembahasan skripsi ini agar tidak
terjadi kesimpang siuran dalam pembahasannya, penulis membatasi masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana eksistensi atau
keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Koto Salak?
2. Apa saja kendala yang dihadapi
Madrasah Ibtidaiyah Swasta desa Koto salak?
3. Upaya-upaya apa saja yang telah
dilakukan dalam meningkatkan kualitas Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Koto
Salak?
4. Upaya yang bagaimana yang
seharusnya dilakukan dalam meningkatkan kualitas Madrasah Ibtidaiyah Swasta
(MIS) Desa Koto Salak?
C.
Tujuan Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui eksistensi atau keberadaan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS)
dan upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas Madrasah
tersebut, baik dari segi sarana dan
prasarana, kurikulum yang dipakai, tenaga pendidik, administrasi pendidikan dan lain sebagainya.
Adapun
secara praktis, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Eksistensi atau keberadaan
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Koto Salak yang tidak lagi mendapat kesan
positif dari masyarakat desa Koto Salak
2. Apa saja kendala yang dihadapi
Madrasah Ibtidaiyah Swasta desa Koto salak
3. Upaya-upaya apa saja yang telah
dilakukan dalam meningkatkan kualitas Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Koto
Salak
4. Usaha apa yang harus ditempuh
dalam dalam meningkatkan kualitas Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Desa Koto
Salak.
D.
Kegunaan Penelitian.
Secara teoritis, hasil penelitian ini
diharapkan berguna sebagai sumbangsih dari penulis dalam menambah bacaan dan
koleksi pada Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kerinci,
tentang Eksistensi dan Upaya Peningkatan Kualitas Madrasah Ibtidaiyah Swasta
(MIS).
Adapun
secara praktis hasil dari penelitian yang penulis adakan ini diharapkan berguna
sebagai :
1. Bahan masukan atau input bagi
pembaca dalam upaya peningkatan kualitas Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Koto
Salak.
2. Informasi awal bagi rekan-rekan
Mahasiswa STAIN Kerinci dalam melakukan penelitian yang relevan di masa-masa
yang akan datang.
3. Wacana dalam menambah
pengetahuan serta wawasan penulis di dalam lapangan penelitian ilmiah.
4. Salah satu syarat bagi penulis
dalam menyelesaikan studi dan sekaligus untuk mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada jenjang Strata Satu (S.1) di Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Kerinci.
E. Kerangka Pikir
Adapun
penelitian yang dimaksud dengan eksistensi dan upaya peningkatan kualitas
Madrasah Ibtidaiyah swasta pada judul Skripsi ini adalah untuk mengetahui
bagaimana keberadaan madrasah tersebut di tengah-tengah masyarakat, yang mana
sebuah madrasah seharusnya sangat berperan sekali dalam upaya mengembangkan
pendidikan agama kepada masyarakat melalui pendidikan kepada anak-anak yang
merupakan generasi pelanjut sekaligus gerasi pengganti dari generasi
sebelumnya, dan sekarang apakah ia diterima dengan baik atau tidak, hingga ia
bisa menjadi salah satu lembaga pendidikan bagi anak-anak yang akan menuntut
ilmu pengetahuan agama.
Dalam
penelitian ini, memang tidak tanpak adanya upaya peningkatan kualitas madrasah
di Koto Salak tersebut maka dalam penenitian ini, untuk membuktikan hal
tersebut perlu dilakukan penelitian tentang eksistensi dan upaya peningkatan
kualitas Madrasah Ibtidaiyah swasta yang tersebut, maksudnya adalah dengan
penelitian secara langsung pada objek penelitian yaitu Madrasah Ibtidaiyah
Swasta (MIS) pada tahun periode tahun 2003 sampai 2004.
Sejak
dua tahun terakhir ini, Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Desa telah menampakkan
kemunduran yang jauh dari apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan agama
Islam. Hingga perlu adanya perubahan untuk kembali
meningkatkan kualitas daripada Madrasah Ibtidaiyah Swasta tersebut agar tujuan
dari pendidikan agama Islam dapat tercapai dengan baik.
Beberapa pengukuran untuk mengetahui
keberhasilan dalam proses belajar mengajar di Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan :
-
Siswa memiliki prestasi belajar di Madrasah Ibtidaiyah
-
Guru menguasai pelajaran dan mengupayakan segala aktifitas kearah pencapaian kualitas dalam mengelola
kelas untuk menyampaikan materi, dengan pengusahaan tersebut proses belajar
mengajar berjalan dengan baik.
Pendidikan
merupakan kepentingan segenap kelembagaan masyarakat sehingga semua unsur yang
terkait dengan lembaga pendidikan tersebut, hendaknya mempunyai minat dan
perhatian yang sungguh-sungguh serta berusaha dengan segala usaha agar
pendidikan yang dikelola membawa hasil yang baik. Sebab segenab lembaga
pendidikan di tanah air ini pasti diikat dengan tujuan pendidikan Nasional
sebagaimana yang tersebut dalam GBHN 1989:
Pendidikan Nasional bertujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan kesehatan
jasmani dan rohani serta kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.[1]
Bila
hal ini dapat tercapai berarti pendidikan di nagara Indonesia telah tercapai
sasaran sebagaimana yang telah disebut dalam pembukaan UUD 1945 yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum dan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sesungguhnya
ungkapan ini adalah suatu yang luhur dan sekaligus berat, dikatakan luhur
karena ia akan merobah dan meningkatkan harkat dan martabat bangsa, dengan
demikian bangsa Indonesia memiliki kepribadian yang utuh dan diperhitungkan
oleh negara lain didunia, dikatakan berat karena ia harus menjalani bangsa Indonesia
agar tidak tinggal oleh perkembangan yang melanda kehidupan dari semua
demensinya.
Dari
gambaran di atas maka semakin jelas perlunya kebijaksanaan berbagai pihak untuk
memikirkan masalah pendidikan karena tangan gurulah lebih banyak terdapat peran
dalam mengembangkan sistem pembelajaran, kemudian masyarakat harus memberikan
dukungan dan bantuan moril yang hendaknya selau memperhatikan kebutuhan anaknya
lebih dari itu agar selalu membantu guru dalam pendidikan formal disekolah,
pendidikan informal diluar sekolah sangat membantu perkembangan anak kearah
yang baik.
Yang
sangat penting adalah si anak itu sendiri harus ditumbuhkan rasa ingin belajar
sehingga segala aktivitas dan minat betul-betul mempunyai respon yang kuat
untuk belajar, dengan semangat itulah anak-anak akan berhasil dalam belajarnya.
Sebagai
contoh yang sering dikemukakan anak-anak beragama Islam yang sejak sekolah
dasar tidak memperoleh pendidikan agama, setelah tamat ditingkat menengah
banyak diantaranya yang belum mampu membaca Al-qur’an sebagai kitab sucinya
dengan baik.
Kritik
semacam di atas terasa pedas, namun itu dijadikan masukan agar segenap kalangan
berbenah diri terutama bagi guru harus mempersiapkan diri sedini mungkin jika
ingin menjadi guru yang berhasil dalam tanggung jawab/tugasnya sebagai pengajar
dan pendidik, dengan rendahnya ilmu pendidikan para pengajar menyebabkan
rendahnya kualitas anak didik yang dihasilkan, untuk itu kualitas untuk guru
agama tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidiyah minimal tamatan “PGAN”.
Kalau
dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional yang ditetapkan bahwa untuk tenaga
pengajar di Sekolah dasar
sekurang-kurangnya tamatan D.II, maka untuk guru-guru agama harus memenuhi
kualitas yang sama.
Semoga
dengan harapan di atas maka langkah ini dapat kita jadikan patokan bagi seorang
tenaga pengajar atau guru agar kekurangan ini dapat menjadi perhatian
selanjutnya tentang penyelenggaraan administrasi pendidikan atau sistem
pengelolaan kelas sebab ditingkat sekolah dasar anak-anak sangat memerlukan
perhatian khusus dalam pengelolaan dan bimbingan mereka.
Untuk
mendayakan personil dan materi secara efektif, efesien untuk itu guru harus
pula melaksanakan dengan seoptimal mungkin agar segala usahanya mendapat hasil
yang optimal.
F. Defenisi Operasional/Penjelasan Judul
Untuk memudahkan peneliti dalam mengumpulkan
dan menginterprestasikan data-data penelitian ini, maka penulis perlu
mendefinisikan konsep-konsep sebagai berikut:
1. Eksistensi adalah keberadaan sesuatu, yang dimaksud yaitu keberadaan
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Desa Koto Salak di tengah-tengah kehidupan
Masyarakat Desa Koto Salak.
2. Upaya adalah usaha
sungguh-sungguh atau langkah yang dapat dilaksanakan dalam meningkatkan atau
mempertinggi serta mempertahankan kualitas Madrasah Ibtidaiyah.
3. Peningkatan kualitas merupakan
pemikiran-pemikiran yang ideal untuk memacu diri kearah perbaikan yang dinamis
searah dengan perkembangan pembangunan pendidikan yang integral dengan
perkembangan nasional.
4. Madrasah Ibtidaiyah adalah
lembaga pendidikan dasar yang berciri khas agama Islam merupakan pendidikan
yang telah berurat berakar dalam nilai budaya bangsa. Pendidikan adalah untuk
membentuk dan menciptakan manusia yang berkepribadian muslim, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan cita-cita bangsa.
G.
Hipotesis
Hipotesis
adalah dugaan sementara yang mendekati kebenaran atau dugaan yang mungkin benar
atau juga salah. Jika eksistensi dan upaya peningkatan kualitas Madrasah
Ibtidaiyah Swasta (MIS) Desa Koto Salak tidak dapat ditingkatkan maka pendidikan
anak didik tidak dapat berhasil dengan baik, dan segala tujuan dari pendidikan
Agama Islam dan Tujuan pendidikan secara umumpun tidak akan pernah dapat tercapai di tengah masyarakat Desa Koto
Salak.
H.
Prosedur Penelitian
1.
Lingkup
Penelitian
Penelitian ini penulis laksanakan
mengambil lokasi di MI Desa Koto Salak Kecamatan Danau Keerinci menurut
pengetahuan penulis Madrasah ini sudah lama berdiri dan berkembangnya dari
tahun ketahun mengalami pasang surut, disamping itu masih dirasa kendala dalam
mencapai kualitas yang maksimum sesuai apa yang diharapakan.
Namun tidak menutup kemungkinan
penelitian ini juga melibatkan masyarakat Desa Koto Salak yang mempunyai
anak-anak yang berumur antara 5 sampai 12 tahun atau yang sudah bisa diterima
sebagai murid pada Madrasah Ibtidaiyah
Swasta (MIS) Desa Koto Salak.
Di samping itu juga penelitian ini
melibatkan guru dan murid Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Desa Koto Salak yang
akan dijadikan sumber data dalam pembahasan skripsi ini.
2.
Jenis
dan Sumber Data
a.
Jenis data
1)
Data Primer
Data primer adalah data yang langsung
diperoleh dari sumber data oleh penulis, meliputi guru dan murid yang aktif di
Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Koto Salak, perhatian masyarakat dan
pemerintah terhadap pendidikan agama di di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS)
Koto Salak, serta minat dan motivasi orang tua
menyekolahkan anak ke Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Koto Salak.
2)
Data sekunder
Adapun data sekunder di sini penulis
maksudkan adalah data yang diperoleh dari sumber kedua, dan merupakan data
pendukung yang meliputi:
-
Buku-buku yang berhubungan dengan teori.
-
Historis dan geografis sekolah.
-
Struktur organisasi sekolah.
-
Sarana dan fasilitas.
-
Prestasi yang diperoleh.
-
Hal-hal yang berhubungan dengan
masalah penelitian.
b.
Sumber Data
Kedua jenis data yang dikumpulkan di
atas bersumber dari pihak-pihal sebagai berikut
1) Kepala Madrasah dan Majlis Guru
di MIS Koto Salak
2) Kepala Desa dan Pemuka
Masyarakat desa Koto Salak
3)
Siswa-siswi yang menjadi objek
penelitian
4) Orang tua Siswa-siswi MIS di
desa Koto Salak
5) Dokumentasi Madrasah Ibtidaiyah
Swasta (MIS) Koto Salak yang berhubungan dengan masalah penelitian yang penulis
lakukan, antara lain seperti struktur organisasi, jumlah siswa dan siswi,
jumlah guru, dan keadaan madrasah
3.
Populasi
dan Sampel
a.
Populasi
Yang menjadi populasi adalah seluruh
siswa MI Desa Koto Salak tahun ajaran 2003/2004 yang berjumlah 50 orang siswa,
dan 1 (Satu) kepala sekolah serta 2 (dua) orang guru honorer.
b.
Sampel
Populasi dalam penelitian yang
dilakukan adalah bersifat homogen, oleh karena kecilnya jumlah populasi yang
ada, maka dalam penelitian ini penulis menetapkan seluruh populasi menjadi
objek penelitian, atau seluruh populasi dijadikan sampel penelitian, yaitu 50 orang siswa, 1 (Satu) kepala sekolah dan 2
(dua) orang guru honorer.
Adapun untuk melengkapi jawaban
responden yang dijadikan sampel, penulis menjaring informasi dari 20 orang
informan yang terdiri dari orang tua murid dan pemuka maysarakat Desa Koto
Salak.
4.
Metode
Pengumpulan Data
Adapun methode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a.
Telaah Pustaka
Kegiatan telaah pustaka ini dilakukan
untuk mengumpulkan pendapat para ahli dalam upaya menyusun kerangka teori serta
untuk mencari konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian.
b.
Observasi
“Di Dalam pengertian psikologis,
observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera”.[2]
dengan jalan mengamati tingkah laku seseorang atau objek penelitian, baik
secara langsung dengan bentuk perorangan atau kelompok.
c.
Wawancara/Interview
Interview “adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara (interviu) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara (interviuwer)”.[3]
Berhubungan dengan data yang dikumpulkan menyangkut sikap, keyakinan, persepsi
manusia, maka teknik inipun sangat cocok sekali untuk memperoleh data yang
akurat.
d.
Dokumentasi.
“Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, notulen rapat dan sebagainya”.[4]
Teknik dokumentasi ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai pelengkap daripada
teknik yang terlebih dahulu.
Metode ini dimaksud untuk memperoleh data yang telah didokumentasikan
seperti data tentang sejarah berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru,
siswa, administrasi, kurikulum serta sarana dan prasarana yang ada di Madrasah
Ibtidaiyah Swasta (MIS) Koto Salak.
5.
Metode
Analisis Data
Teknik penganalisaan data yang
digunakan adalah analisis data mengalir, pada tahap pertama penelitian
dilakukan pada saat berlangsungnya pengumpulan data, tahap kedua dilakukan pada
saat data telah terkumpulkan, dan tahap ketiga
adalah analisis data akhir serta saat penyajian data.
Analisis data tahap awal meliputi
kegiatan reduksi data, serta memberikan kesimpulan tentatif. Kegiatan tahap
kedua atau tahap analisis lanjutan dilakukan setelah selesai studi lapangan
yang meliputi kategorisasi, penafsiran, dan penarikan kesimpulan akhir. Pada
tahap akhir adalah tahab penyajian penelitian dan pengambilan kesimpulan akhir.
6.
Jadwal
Penelitian
Kegiatan penelitian ini dibagi atas
tiga tahap. Tahap pertama meliputi tahap pembuatan proposal, perbaikan
proposal, penyusunan srumen penelitian dan pengurusan izin penelitian. Tahap
kedua meliputi pengumpulan data lapangan sejalan dengan analisis lanjutan,
meliputi analisis tahap awal, dan ketiga adalah analisis lanjutan, meliputi
penulisan laporan penelitian serta mengadakan laporan penelitian serta
mengadakan laporan kepada pihak terkait.
Pengaturan waktu ini dapat
dipertimbangkan kembali jika diperlukan dan akan dilaporkan secepatnya kepada
pembimbing. Dan jika diperlukan kembali perbaikannya tentang alokasi jadwal
penelitian ini penulis akan mengulanginya secepat mungkin.
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang :
CV. Toha Putra, 1989), h. 911
2 TAP MPR RI, Garis-Garis Besar Haluan Negara, (Jakarta: Sekretariat Negara, 1993) h. 7
3 Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta : Sinar Grafika, 2003)
h. 5-6
4 Dr. H. Malik, Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, (Bandung:
Mandar Maju,1991), h. 20
5 Departemen Agama RI, Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, (Jakarta :
1994), h. 18
[1] TAP MPR RI, Op. Cit., h. 158
[2] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik¸ (Yogyakarta:Rineka Cipta, 1983), h.
128
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...