Oleh: Ganjar Hwia
Abstrak
Puisi-puisi karya Acep Zamzam Noor (AZN) dalam antologi puisi Menjadi Penyair Lagi ... (2007) memuat unsur dasar (leitmotiv) yang menarik untuk dikaji. Berdasarkan hasil kajian hermeneutika dengan menggunakan analisis isi, hal yang menarik dalam puisi-puisi AZN dapat dilihat dalam penggunaan personifikasi terhadap benda-benda yang berkaitan dengan berbagai peran persona dan tempat/ruang yang bersifat metaforis.
Selain itu, puisi AZN dibangun dengan pola kesatuan gabungan, seluruh bagian mengandung gagasan penting, yang menunjukkan bahwa makna puisi-puisinya bersifat integral dan komprehensif. Dengan merefleksi puisi AZN, melalui deskripsi sifat dan letak gagasan utama serta pengembangan strukturnya, ditemukan makna pokok hubungan cinta antara “aku” dan “kau” menjadi konsep atau gagasan utama sebagai bahan pijakan untuk mengembangkan puisi-puisi AZN.
Selain itu, puisi AZN dibangun dengan pola kesatuan gabungan, seluruh bagian mengandung gagasan penting, yang menunjukkan bahwa makna puisi-puisinya bersifat integral dan komprehensif. Dengan merefleksi puisi AZN, melalui deskripsi sifat dan letak gagasan utama serta pengembangan strukturnya, ditemukan makna pokok hubungan cinta antara “aku” dan “kau” menjadi konsep atau gagasan utama sebagai bahan pijakan untuk mengembangkan puisi-puisi AZN.
Kata kunci: heurmeneutik, puisi, Acep Zamzam Noor, leitmotiv
Abstract
Poems by Acep Zamzam Noor (AZN) in the anthology of poetry Menjadi Penyair Lagi ... (2007) contains the basic elements (leitmotiv) for review. Based on the results of the study of hermeneutics by using content analysis, an interesting thing in the poems of AZN can be seen in the use of personification of the objects related to the various roles of a persona and a place/space is metaphorical. In addition, the poetry of AZN built with the combined entity, the whole pattern section contains important idea, which suggests that the meaning of his poetry is an integral and comprehensive. With the capitulars poetry AZN, through the description of the nature and location of the main idea and structure development, found the love affair between the basic meaning of 'I' and 'you' being the main idea or concept as a foothold to develop poems AZN.
Key words: heurmeneutics, poetry, Acep Zamzam Noor, leitmotiv
Kau tahu, ketika tak ada lagi yang bisa diucapkan
Ketika kunikmati dan kusyukuri kematian ini
Dengan puisi sesungguhnya aku tetap hidup
Bercinta dan berontak terus-menerus
(AZN, 1991)
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Kutipan puisi di atas adalah semacam “prolog” yang ditulis Acep Zamzam Noor (AZN) untuk antologi puisinya yang berjudul Menjadi Penyair Lagi ... (2007). “Prolog” itu secara tidak langsung merupakan gambaran pernyataan unsur dasar (leitmotiv) yang menopang puisi-puisi AZN. Mungkin bukan sekadar gambaran leitmotiv untuk puisi-puisi dalam antologi itu saja, tetapi juga untuk puisi-puisinya yang lain. Setidaknya, antologi puisi ini dianggap dapat mewakili kreativitas dan kiprahnya sebagai penyair dalam rentang waktu tahun 1970-an hingga tahun 2000-an.
Antologi puisi Menjadi Penyair Lagi adalah antologi puisi AZN yang kedelapan. Antologi ini memunyai leitmotiv penopang puisi-puisi AZN, yaitu tentang cinta. Tentunya, selain tema ketulusan terhadap Tuhan dan tema lainya sebagai leitmotiv yang sering terdapat dalam puisi AZN . Namun, cinta yang tidak langsung diekspresikan, tetapi ditahan dan kiaskan, merupakan leitmotiv yang dominan.
Penerjemahan leitmotiv hanya salah satu cara untuk memahami puisi secara dekat dan dalam. Namun, proses menerjemahkan puisi itu bukan semata-mata memindahkan kata atau baris atau kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain, juga bukan sekadar parafrasa. Proses itu tidak akan tercapai tanpa suatu interpretasi karya puisi secara keseluruhan. Kita perlu melakukan rekontruksi terhadap hasil pembacaan puisi itu, membaca puisi itu berulang-ulang, untuk mencari makna dalam puisi itu. Misalkan, jangan sampai memandang satu pohon tanpa melihat hutan secara keseluruhan. Kita harus mencoba melihat seluruh hutan sebelum memasuki hutan itu supaya tidak tersesat di dalamnya Dalam hal ini, berarti kita perlu melakukan refleksi.
Memang, untuk mencapai suatu interpretasi puisi secara keseluruhan, pembaca perlu melakukan rekonstruksi dan refleksi teks puisi. Yang pertama, rekonstruksi, bertujuan menghindari salah paham dan yang kedua, refleksi, bertujuan memahami dengan lebih baik daripada pengarangnya sendiri. Dua tahap inilah urutan dari kajian hermeneutika. Hermeneutika menekankan prinsip polisemi teks dengan mununjukkan bahwa interpretasi tidak berhenti pada maksud pengarang, tetapi berlanjut hingga perspektif pembaca.
Sehubungan dengan itu, kajian singkat ini akan mendeskripsikan teks-teks puisi karya Acep Zamzam Noor (AZN), salah seorang penyair Indonesia modern yang terkemuka di era 1990-an dan 2000-an, dalam antologi puisi Menjadi Penyair Lagi ... (2007) dari sudut pandang kajian hermeneutik.
Pertimbangan akademis yang dijadikan dasar untuk menentukan puisi karya AZN sebagai bahan kajian dapat dibagi dua. Pertama, bahasa puisi yang dipakai oleh AZN menunjukkan aspek kebahasaan yang khas dalam membangun kekohesian dan kekoherensian. Kedua, puisi-puisi tersebut patut dikaji karena empat alasan, yaitu (1) puisi AZN merupakan karya penyair muda yang dianggap dapat mewakili penyair kontemporer dan dianggap telah mewarnai perpuisian di Indonesia dasawarsa 1990-an dan 2000-an, (2) puisi tersebut merupakan puisi berbobot (terbukti sudah diantologikan dalam bentuk buku atau pernah dipublikasikan di koran dan majalah berskala nasional dan internasional dan banyak dibaca oleh peminat puisi), (3) pernah dikaji secara ilmiah (dalam artikel koran atau makalah), serta (4) dianggap cukup berwibawa di mata para pengamat sastra dan bahkan pernah dibacakan di pertemuan nasional maupun internasional (seperti di Filipina, Malaysia, Perancis, dan Belanda).
Sumber: Jurnal Mlangun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...