Sabtu, 21 Mei 2016

Analisis Struktur Cerpen "Ibu Pergi ke Surga" (Teori Robert Stanton)

Oleh: Fitria 
Abstrak

Analisis struktur dilakukan terhadap tema dan fakta cerita.  Fakta cerita berupa alur, penokohan, dan latar. Analisis struktur ini dilakukan bertujuan menemukan persoalan pokok cerita dan pesan yang ingin disampaikan pengarang. Persoalan pokok cerpen ”Ibu Pergi ke Surga” karya Sitor Situmorang yang ditemukan adalah tentang kematian si ibu berupa pengukuhan manusia yang ingin kembali ke hadapan Tuhan.
Pesan dari cerpen ini adalah setiap orang harus memiliki pemahaman agama. Pemahaman terhadap agama akan membuat seseorang dihargai dalam kehidupan dan surga akan diberikan Tuhan ketika kematian telah datang.
Kata Kunci: struktur, tema, alur, penokohan, inti cerita, dan pesan pengarang

1. Pengantar
Cerpen merupakan bagian dari karya fiksi yang bersifat penceritaan (narasi), bukan deskripsi, argumentasi, dan analisis mengenai suatu hal. Cerpen berbeda dengan novel karena penceritaannya dipusatkan pada satu ide pusat dan tidak diberi kemungkinan memunculkan ide-ide baru karena ceritanya yang relatif pendek. Cerpen biasanya hanya memusatkan pada tokoh utama dan persoalan yang paling menonjol menjadi pokok/inti cerita pengarang.

Cerpen “Ibu Pergi ke Surga” merupakan salah satu karya Sitor Situmorang yang menarik dan problematik karena memunculkan hubungan kekerabatan dan hubungan batin antara alam pikiran lokal dengan alam pikiran modern. Sitor Sitomorang banyak melahirkan karya yang menonjolkan eksistensialisme dalam sejarah cerita pendek Indonesia. Cerpen “Ibu Pergi ke Surga” merupakan mutiara sastra dalam sejarah cerita pendek Indonesia (Rampan, 2005:67). Untuk mendalami persoalan pokok yang ingin disampaikan Sitor Situmorang dalam cerpen “Ibu Pergi ke Surga” ini, penulis  akan melakukan analisis struktur. 

Dalam penelitian sastra ada beberapa teori yang menyoroti permasalahan dalam  karya sastra. Namun,  pada prinsipnya karya sastra adalah sebuah struktur yang bersistem karena antara satu dan yang lainnya menunjukkan hubungan timbal balik dan saling menentukan keutuhan dalam karya. Hill (dalam Pradopo, 1995:92) mengatakan karya sastra merupakan struktur yang kompleks. Oleh karena itu, dalam memahami isi karya sastra dapat dilakukan analisis struktur yang ada dalam karya. Selain itu, juga menangkap pesan sosial yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

Analisis struktur yang dilakukan pada cerpen “Ibu Pergi ke Surga” ini dilakukan dengan menganalisis unsur tema dan fakta ceritanya. Fakta cerita terdiri dari alur, tokoh, dan latar. Robert Stanton menyebutkan tema merupakan kenyataan tunggal dari pengalaman manusia yang  dilukiskan dalam suatu cerita. Tema adalah makna pusat dalam cerita yang disebut juga dengan ide pusat (central idea) yang dinyatakan secara eksplisit sebagai pengalaman manusia yang merupakan unsur yang menjiwai keseluruhan cerita. 

Sementara itu alur menurut Stanton merupakan peristiwa-peristiwa yang berisi mata rantai hubungan sebab akibat, yaitu penyebab langsung dari peristiwa-peristiwa yang berakibat peristiwa-peristiwa lainnya dan jika dihilangkan akan merusak jalan cerita. Peristiwa-peristiwa itu tidak hanya melibatkan kejadian fisikal, seperti percakapan/tindakan, tetapi juga melibatkan perubahan sikap (watak), pandangan hidup, keputusan, dan segala sesuatu yang dapat mengubah jalan cerita.

Tokoh menunjukkan orang-orang yang ada dalam cerita serta  menjelaskan bagaimana lukisan watak-watak dari para tokoh, misalnya pembauran antara kepentingan-kepentingan, keinginan, perasaan, dan prinsip-prinsip moral yang dimiliki tokoh. Suatu cerita mempunyai satu tokoh utama yang berhubungan dengan setiap peristiwa dan biasanya peristiwa-peristiwa itu menyebabkan perubahan dalam diri tokoh utama. Keterangan mengenai watak tokoh dapat dilihat dari nama tokoh dan  akan dilukiskan ke dalam watak tokoh oleh pengarang. Selain itu, ucapan dan tindakan tidak hanya sebagai langkah dalam alur, tetapi juga penjelmaan lukisan watak tokoh.

Selanjutnya, latar menurut Stanton merupakan lingkungan peristiwa, yaitu dunia terjadinya peristiwa. Latar dapat dilihat, misalnya sekolah di desa atau toko di pasar. Bagian dari latar tempat kejadian berupa waktu, seperti hari atau tahun, iklim atau yang berhubungan dengan masa lalu. Latar menggambarkan lingkungan sosial tokoh utamanya. Latar juga menggambarkan perasaan dan suasana hati tokoh (atmosfer). Suasana mencerminkan perasaan para tokoh yang merupakan bagian dari dunia mereka.

Sumber: Jurnal Mlangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...