Oleh: Jahdiah
Abstrak
Mantra yang berkembang dalam masyarakat memiliki fungsi sebagai pengungkap tata nilai sosial budaya dan sekaligus juga disebut tata kehidupan daerah Banjar. Bahkan lewat matra dapat digali nilai budaya yang lebih mendalam, yaitu kepercayaan atau religi serta kebergunaannya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang difokuskan pada deskripsi tentang bentuk metafora dalam mantra Banjar.
Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif. Sumber data penelitian ini berupa data utama dan data penunjang. Data utama penelitian ini diambil dari mantra Banjar yang ada dimasyarakat dan penunjang buka mantra Banjar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mantra banjar diperoleh metafora yang berhubungan dengan manusia, hewan, tumbuhan, makhluk gaib, warna, dan keadaan alam.
Kata kunci: masyarakat Banjar, mantra, metafora
Abstract
Spell which is developed in the sociaty has a function as disclosure of cultural social value and it can be said as Banjarese way of life. Through spell we can find deeper cultural value, such as faith or religion and its benefit in Banjar spell. This is a qualitative study. The data are main data and supported data. The main data is taken from Banjar spell book. The study shows that there are metaphors in Banjar spell that have relation with human, animals, plants, magical creature, color, and nature.
Keyword: Banjarese, spell, metaphor
1. Pendahuluan
Masyarakat Banjar memiliki budaya bertutur lisan. Tuturan ini merupakan bagian dari kesastraaan yang dapat berbentuk prosa maupun puisi lama. Salah satu bentuk puisi lama yang masih ada di masyarakat Banjar adalah mantra. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. Mantra Banjar adalah mantra yang lahir, tumbuh, dan berkembang di Provinsi Kalimantan Selatan.
Sebagai sebuah bentuk sastra lisan yang bersifat magis sudah tentu hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu saja yang bergelut dengan hal-hal yang bersifat kebatinan, seperti tabib, dukun, dan pawang, akan tetapi orang biasa juga mempunyai mantra yang diturunkan secara turun temurun. Mantra yang berkembang dalam masyarakat memiliki fungsi sebagai pengungkap tata nilai sosial budaya dan sekaligus juga disebut tata kehidupan daerah Banjar. Bahkan, lewat matra dapat digali nilai budaya yang lebih mendalam, yaitu kepercayaan atau religi serta kebergunaannya (Yayuk,2005:6).
Mantra Banjar merupakan salah satu bentuk kesusastraan lama sekaligus sebagai warisan kebudayaan lama. Sampai saat ini mantra Banjar masih tetap bertahan di tengah-tengah laju teknologi yang serba canggih. Mantra Banjar masih mampu mempertahankan dan menampakkan diri dalam masyarakat modern. Hal ini disebabkan keyakinan dan kepercayaan masyarakat itu sendiri untuk tetap mempergunakannya.
Masyarakat pada umumnya, khususnya masyarakat Banjar masih sangat percaya bahwa dibalik mantra Banjar itu ada sesuatu yang dianggap mendatangkan kekuatan gaib, yaitu pada upacara kelahiran anak. Mantra Banjar dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu pitua, pirunduk, tatamba, dan tutulak.
Dilihat dari segi bentuk gaya pengungkapan mantra Banjar kebanyakan menggunakana kata-kata metaforis. Mantra yang merupakan salah satu sastra lisan Banjar yang lebih menonjolkan ciri-ciri puisi atau prosa lama. Penelaah metafora yang terdapat dalam mantra Banjar terkait dengan cara berpikir orang Banjar yang bersifat metaforis. Sifat dan ciri alam dibandingkan ke sifat dan perilaku manusia.
Penelitian dan kajian mengenai mantra telah dilakukan oleh beberapa peneliti di antaranya Fungsi Mantra dalam masyarakat Banjar (1995) oleh Ismail. Penelitian ini membahas fungsi yang terdapat dalam masyarakat Banjar. Penelitian lain, yaitu Mantra Banjar ( 2005) oleh Yayuk. Penelitian hanya membahas mengenai mantra secara umum, yaitu jenis mantra pitua, pirunduk, tatamba, dan tutulak. Mantra Banjar: Pada tahun 2008 Jauhari Ali juga menulis mengenai mantra dengan judul ”Bukti orang Banjar Mahir Bersastra sejak dulu. penelitian ini membahasmengenai jenis-jenis mantra, mantra banjar dulu dan sekarang, fungsi mantra, wujud pelestarian mantra Banjar. Mantra Banjar dan Maknanya (Jahdiah, 2008) Penelitian ini membahas mengenai jenis mantra Banjar, khusus pirunduk dalam penelitian ini diuraikan macam-macam pirunduk yang merupakan salah satu dari jenis mantra Banjar. Yulianto (2008) juga meneliti mengenai mantra dengan judul Mantra Banjar: Suatu Kompromi Budaya. Penelitian ini membahas mengenai jenis-jenis mantra Banjar, fungsi mantra Banjar, dan mantra Banjar saat ini. Sepengetahuan penulis belum pernah ada penelitian yang membahas mengenai metafora pada mantra secara khusus.
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah metafora dalam mantra Banjar dapat dirumuskan, yaitu bagaimana bentuk metafora dalam mantra Banjar, yang dimaksud dengan bentuk dalam penelitian ini, yaitu fokus pada aspek leksikal berupa kata/frasa dalam mantra Banjar.
Sumber: Jurnal Mlangun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...