Senin, 22 Agustus 2016

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di Kelas VII B SMP Negeri 21 Kerinci

Oleh: Zestri Nofilda

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dirasakan begitu pesatnya, sehingga mempengaruhi hampir segenap aspek-aspek kehidupan manusia termasuk juga dalam hal pendidikan. Sebagai realisasi dari usaha meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah melakukan berbagai usaha seperti pembinaan dan pengembangan pendidikan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah-sekolah, kegiatan belajar merupakan suatu kegiatan yang paling pokok atau utama.

Sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan, keberadaan matematika tidak disangsikan lagi bagi peradaban manusia. Dengan adanya peranan matematika, dunia akan mengalami kemajuan  pesat seperti sekarang seperti jika orang ingin membangun gedung-gedung bertingkat yang tinggi sekali, jembatan yang panjang maka peranan  matematika untuk menghitung rumus tertentu agar apa yang dibangun berat bangunan  dan apakah tanah yang sebagai dasar bangunan punya ketahanan maka ini perlu dihitung dengan angka-angka matematika.

Seseorang akan merasa mudah memecahkan masalah dengan bantuan matematika, karena ilmu matematika itu sendiri memberikan kebenaran berdasarkan alasan logis dan sistematis. Matematika dapat memudahkan dalam pemecahan masalah karena proses kerja matematika dilalui secara berurut yang meliputi tahap observasi, menebak, menguji hipotesis, mencari analogi dan akhirnya merumuskan teorema-teorema.  
   
Dalam proses pendidikan di sekolah proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya tujuan pengajaran banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang  dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa.

Tinggi rendahnya hasil belajar matematika dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah keaktifan siswa di dalam proses belajar mengajar, lingkungan tempat siswa itu belajar, sarana atau alat yang digunakan. Untuk mencapai hasil yang baik, guru harus bisa menciptakan suasana yang baik dan sedemikian rupa agar dapat memberi efek yang menguntungkan bagi siswa dalam belajar matematika di dalam kelas.

Keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran matematika dapat dilihat dari hasil  yang dicapai. Hasil belajar merupakan dasar yang digunakan untuk melihat sejauh mana tujuan pembelajaran di sekolah dapat tercapai. 

Nilai rata-rata ujian semester I siswa kelas VII kurang dari nilai KKM yaitu 62, bukan berarti dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut semuanya tidak pintar.  Tindakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,  sangatlah penting dalam mencapai hasil yang maksimal demi kepentingan dan keberhasilan  belajar siswa.       

Model Pembelajaran yang Berbasis Masalah (PROBLEM BASED LEARNING) merupakan model yang dianggap tepat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa pada materi bangun datar. Pada model pembelajaran PBL ini penyampaian bahan pelajaran sebaiknya dimanfaatkan bahan penunjang sebagai upaya mendapat umpan balik dari siswa. Umpan balik yang diberikan siswa selama pelajaran berlangsung bermacam-macam tergantung dari rangsangan yang diberikan guru. 

Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.  Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran. 

Interaksi yang berbentuk tanya jawab dilakukan karena asumsi guru bahwa sebagian besar siswa belum mengerti dan belum menguasai bahan pelajaran yang baru disampaikan. Bahan pelajaran yang terlalu verbal memang sulit untuk dimengerti dan dikuasai siswa. Jadi guru berusaha mengurangi verbalisme pada siswa dengan menggunakan alat bantu akseptabel.

Penggunaan alat bantu yang akseptabel maksudnya adalah penggunaan alat bantu yang bisa menjelaskan sesuatu yang kurang bisa dijelaskan dengan kata-kata atau secara verbal. Jadi penggunaan alat bantu yang akseptabel ini sangat membantu siswa dalam belajar matematika khususnya dalam materi bangun 

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat suatu karya ilmiah yang diberi judul “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem  Based Learning  (PBL) Di Kelas   VII b SMP N 21 Kerinci  Tahun Pelajaran 2014/2015".

Sumber: Pelatihan KTI untuk Guru SLTP dan SLTA 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...