Senin, 15 Agustus 2016

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Pictorial Riddle pada Mata Pelajaran IPA Terpadu di Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Kabupaten Sarolangun Jambi

Oleh: Fitriyani

A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar dan pembalajaran di dalam kelas merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang dicita-citakan dalam undang-undang. Selain itu, penyediaan unsur pendidik dan fasilitas penunjang harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Pendidikan merupakan suatu yang dinamis dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Mengenai sistem pendidikan didasarkan pada lamanya jangka waktu seseorang mencapai kedewasaannya, hal ini nampak jelas dengan penyelenggaraan sekolah secara bertingkat dan proses belajar mengajarnya dalam bentuk klasikal. Sedangkan isi pendidikan ini dituangkan dalam bentuk kurikulum.Hal ini tentunya harus disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat.

Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik.Hal ini tampak dari rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan.Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu (belajar untuk belajar). Dalam arti yang lebih substansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam proses berpikirnya.  
Peningkatan penguasaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu tujuan yang sangat diinginkan oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah dan masyarakat  pendidikan pendidikan telah melakukan berbagai upaya pada berbagai jenjang persekolahan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan secara nasional yang memuat berbagai mata pelajaran  termasuk mata pelajara Fisika.

Guru memiliki peran utama untuk mempersiapkan dan menciptakan situasi belajar yang kondusif untuk mencapai pembentukan kompetensi peserta didik. Guru harus mampu memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, situasi dan kondisi serta materi yang akan disampaikan, hal tersebut bertujuan untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Keberhasilan tersebut dipengaruhi oleh proses belajar mengajar yang dilaksanakan. 

Menciptakan kegiatan belajar-mengajar yang mampu mengembangkan hasil belajar semaksimal mungkin merupakan tugas dan kewajiban guru. Untuk mendesain kegiatan belajar-mengajar yang dapat merangsang hasil belajar yang lebih efektif dan efisien untuk setiap materi pelajaran, memerlukan strategi guru dalam cara atau metode penyampaiannya. Oleh karena itu guru harus mampu memilih dan menetapkan berbagai metode mengajar yang paling efektif dan efisien sesuai dengan kondisi dan situasinya, dan kemudian menetapkan alat-alat atau sumber-sumber yang diperlukan untuk memberikan kegiatan atau pengalaman belajar siswa yang akan menggunakan materi pelajaran sesuai dengan tujuan instruksionalnya. 

Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang semua peristiwa dan gejala fisis yang terjadi di alam. Pengetahuan Fisika diperoleh dan dikembangkan dengan berlandaskan pada serangkaian penelitian yang dilakukan oleh fisikawan dalam mencari jawaban pertanyaan apa, mengapa, bagaimana dari gejala-gejala alam serta penerapannya dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari yang melibatkan keterampilan fisis dan penalaran.

Untuk menarik minat siswa dalam memahami konsep-konsep yang tercakup dalam kurikulum khususnya mata pelajaran fisika untuk sekolah menengah pertama secara keseluruhan itu tidak mudah. Menurut Nasrun dalam forum pendidikan mengemukakan bahwa;“guru dituntut mampu memiliki media pengajaran sesuai dengan materi yang disajikan, dituntut mampu menggunakan metode mengajar secara stimulan untuk menghidupkan suasana pengajaran dengan baik.” 

Kunci keberhasilan belajar Fisika adalah menyenangi Fisika. Siswa akan menyenangi Fisika jika ia memahami konsep-konsep Fisika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya banyak siswa yang takut dengan pelajaran Fisika.Fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan memusingkan.Padahal, Fisika merupakan pelajaran yang sangat menarik.Banyak hal yang terlihat aneh atau unik dapat dijelaskan dengan konsep-konsep yang indah.

Berdasarkan pengalaman peneliti pada saat menjalani Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) di Sekolah Menengah PertamaNegeri(SMPN) 10 kabupatenSarolangunjambi, umumnya guru Fisika masih menggunakan proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered) dimana siswa merupakan objek yang harus menguasai materi pelajaran. Dengan cara pembelajaran demikian kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran Fisika segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.

Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan dan mengevaluasi pengajaran.Pengelolan kelas efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegitan intruksional yang efektif agar guru berhasil mengelola kelas hendaklah mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi. 

Dari wawancara ke SMPN10 kabupatenSarolangun Jambi, di peroleh data yaitu bahwa mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat sulit untuk dipahami. Hal ini disebabkan materi pokok pada mata pelajaran fisika banyak berisi dengan rumus, lambang-lambang tertentu dan perhitungan-perhitungan yang sulit dipahami. Dari beberapa kendala tersebut dikarenakan siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran yang lebih cenderung menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, serta tidak mau mengemukakan pertanyaan dan pendapat. Hal ini disebabkan karena guru masih cenderung menggunakan model pembelajaran yang banyak didominasi oleh guru, sementara siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan.dapat disimpulkan terdapat rasa bosan dalam proses pembelajaran yang memiliki dampak negatif terhadap nilai siswa yang ternyata belum cukup untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)70 di sekolah tersebut.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa yang lebih kreatif adalah dengan menerapkan metode Pictorial Riddle.

Alasan peneliti dalam pembelajaran Fisika menggunakan motode Pictorial Riddle sebab Fisika tidak terlepas dari gambar. Pendekatan dengan mengguanakan pictorial riddle adalah salah satu teknik atau metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa di dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Gambar, peraga atau situasi sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle biasanya berupa gambar di papan tulis, papan poster atau diproyeksikan dari suatu transparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan riddle. Hubungan antara benda-benda dan tindakan dalam gambar dengan bahasa siswa memungkinkan mereka melakukan peralihan secara alamiah dari bahasa tutur menuju bahasa tulis.
Untuk itu, peneliti ingin melakukan studi lanjutan untuk lebih mengembangkan dengan menerapkan metode pictorial riddle terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Pada penelitian, peneliti juga akan memperhatikan efisiensi waktu pada tahap menganalisis dan mengisi riddle sehingga diharapkan siswa berperan aktif dengan baik dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Meningkatkan Hasil belajar Siswa Menggunakan Metode Pictorial Riddle pada Mata Pelajaran IPA Terpadu di Sekolah Menengah PertamaNegeri 10 Kabupaten Sarolangun Jambi.

B. Identifikasi Masalah
Pembelajaran yang dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 10 Sarolangun jambi pada mata pelajaran Fisika, penguasaan terhadap materi masih dibawah standar KKM.yaitu 60. Padahal KKM pada SMPN 10 SarolangunJambi  adalah70. Selama pembelajaran berlangsung siswa tidak termotivasi mendengarkan penjelasan guru karena murid tidak terlibat akan, dan penggunaan metode pembelajaran tersebut.

Dari uraian tersebutpenulis berusaha mengidentifikasi kekurangan dari metode pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil survey terungkap masalah bahwa siswa merasa bosan dengan metode yang diajarkan guru mata pelajaran fisika, kemudian ada anggapan bahwa materi alat-alat optik sangat sulit dan susah untuk dikuasai karena siswa cenderung pasif. Karena itu penulis ingin menggunakanmetode pembelajaran pictorial ridle tersebut pada siswa.

Sumber: Pelatihan KTI untuk Guru SLTP dan SLTA 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...