Senin, 08 Agustus 2016

Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Fisika

Oleh: Irwan Nurman

Pendahuluan 

Kata Fisika berasal dari bahasa Yunani “ physic” yang artinya alam sehingga ilmu fisika adalah suatu ilmu pengetahuan yang di dalamnya mempelajari tentang sifat dan fenomena alam atau gejala alam seerta seluruh interaksi yang ada di dalamnya.
Berdasarkan hal tersebut maka belajar fisika tidak lepas dari penguasaan konsep–konsep dasar fisika melalui pemahaman. Juga dalam mempelajari fenomena atau gejala alam, fisika menggunakan proses yang terdiri dari pengamatan, pengukuran, analisis, dan penarikan kesimpulan.  

Namun fisika merupakan salah satu materi pelajaran yang kurang diminati  peserta didik walaupun sesungguhnya belajar fisika itu menarik. Apalagi pada pelaksanaan pembelajaran pada umumnya, guru masih menggunakan metode pembelajaran  konvensional yang mana guru masih mendominasi dengan kegiatan ceramah. Apabila hal ini dilakukan secara terus menerus maka kondisi pembelajarn di dalam kelas tidak dapat berkembang. Hal ini dikarenakan setiap siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat mengapresiasikan pendapatnya ketika dia menemukan suatu permasalahan yang memerlukan pemecahan. Seharusnya pembelajaran di dalam kelas sudah harus diarahkan untuk membentuk siswa menjadi manusia yang mandiri dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dijumpainya ketika dia dihadapkan pada permasalahan di kehidupan nyata. Hal ini menyebabkan kreativitas sebagian peserta didik dalam belajar fisika menjadi berkurang bahkan tidak muncul sama sekali.

Menurut Semiawan, kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran maupun cirri-ciri non aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru. 

Peserta didik yang kurang kreativitas dalam belajar akan berdampak pada kurangnya partisipasi peserta didik dalam belajar yang mengakibatkan tingkat pemahaman peserta didik menjadi rendah sehingga hasil evaluasi belajar peserta didik  banyak di bawah KKM. Prilaku yang ditimbulkan peserta didik yang partisipasinya kurang dalam belajar diantaranya:

1. mengobrol dalam belajar
2. mengganggu peserta didik lain yang fokus dalam belajar
3. mengalihkan perhatian (melihat keluar)
4. mengerjakan hal-hal yang tidak ada hubungan dengan pelajaran fisika

Berdasarkan hal diatas,  maka masalah yang akan di teliti di rumuskan sebagai berikut:
“ Upaya meningkatkan kreativitas belajar peserta didik  dalam  meningkatkan hasil belajar fisika”

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Informasi kerja kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam meningkatkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran fisika,
2. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang efektif  bagi guru 
3. Untuk mengetahui variasi gaya mengajar  guru  untuk meningkatkan  kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.

Pembahasan
Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.

Perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan adalah dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampil. Perubahan tingkah laku dalam aspek sikap adalah dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan, dan dari tidak terpelajar menjadi terpelajar. Tanpa adanya perubahan tingkah laku, maka belajar dapat dikatakan tidak berhasil atau gagal. Seorang peserta yang belajar akan mengalami perubahan tingkah laku.

Setiap peserta didik memiliki potensi untuk melakukan aktifitas yang kreatif. Seorang guru hendaknya mengetahui kalau dalam benak peserta didik selalu memiliki rasa ingin tahu. Pada tahapan ini guru di harapkan dapat merangsang siswa untuk melakukan apa yang dinamakan dengan learning skills acquired, misalnya dengan memberi kesempatan peserta didik untuk bertanya, mencari, menyelidiki, menerapkan, dan menguji coba. Kebanyakan yang terjadi di lapangan adalah aktifitas ini jarang di temui karena siswa hanya mendapatkan informasi yang bagi mereka adalah abstrak. 

Banyaknya model pembelajaran pada  metode kooperatif  dapat menjadi salah satu pilihan guru untuk mengurangi dominasi pembelajaran di dalam kelas. Peserta didik sudah harus aktif mengaplikasikan antara materi yang ada dengan permasalahan yang akan dihadapi dalam dunia nyata. Hal ini dapat menguntungkan peserta didik apabila dapat berkreasi dengan ide-ide yang ada dalam setiap permasalahan dalam pembelajaran. Seorang peserta didik  akan terbiasa menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajarinya. 

Salah satu model pembelajaran alternatif tersebut adalah model pembelajaran Problem Based Learning atau Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan metode ini, peserta didik bekerja dalam kelompok  untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran ini sekaligus dapat mengorganisir siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan guru pada kegiatan pembelajaran. Sekaligus model pembelajaran ini dapat membiasakan siswa untuk bekerja dalam sebuah kelompok kecil. Pembelajaran ini juga  dapat mengurangi dominasi guru dalam mengajar di dalam kelas. 

Selain yang telah disebutkan diatas, Model Pembelajaran Problem Based Learning juga memiliki kelebihan, diantaranya :
a. Akan terjadi pembelajaran yang bermakna. Peserta didik yang belajar memecahkan suatu masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalah tersebut bahkan bila diperlukan akan mencari pengetahuan baru untuk menyelesaikannya
b. Akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dan dapat meningkatkan hubungan personal antar peserta didik dalam satu kelompok.
Selain adanya pemberian metode pembelajaran yang di gunakan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik guru pun harus berupaya untuk memberikan yang terbaik pada peserta didiknya.

Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kreativitas peserta didik antara lain:
1. guru merubah gaya mengajar yang monoton menjadi menyenagkan;
2. guru yang dulunya mengajar dengan otoriter menjadi fasilitator;
3. guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif peserta didik;
4. guru memberikan respon yang baik terhadap pertanyaan,ide peserta didik dan memberi solusinya.  

Penutup
1. Kesimpulan.
Berdasarkan pembahasan yang telah di lakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
a. Guru harus memahami bahwa peserta didik mempunyai potensi yang dapat di kembangkan. Tingkah laku ( negative ) peserta didik dalam belajar tidak sepenuhnya dikarenakan oleh pribadi peserta didik itu sendiri  tetapi bisa di sebabkan oleh guru.

b. Pemberian metode mengajar yang tepat akan akan memunculkan kreativitas  peserta didik.

2. Saran
a. Guru dalam proses pembelajaran hendaknya dapat membaca situasi dan kondisi dalam kelas sehingga pemberian metode dapat dilakukan  dengan  variatif.

b. Guru harus mengupayakan mendapat ”cinta” dari peserta didik sehingga proses belajar dan mengajar menyenangkan.

Sumber: Pelatihan KTI untuk Guru SLTP dan SLTA 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...