Rabu, 10 Agustus 2016

Pembelajaran Matematika dengan Batu Akik

Oleh: Muhammad Taufik

Saat ini, pembelajaran Matematika selalu membuat dilema. Baik bagi peserta didik maupun bagi guru. Peserta didik selalu remedial pada setiap ulangan harian. Peserta didik tidak dapat menguasai materi penuh dengan rumus-rumus yang diberikan dalam waktu singkat. Semua itu dapat menimbulkan keseraman yang mengakibatkan ketakutan dalam mengikuti pembelajaran. Dampak dari semua itu, suasana pembelajaran tidak akan kondusif.

Membuat pembelajaran Matematika menjadi kaku, yang akan menimbulkan pembelajaran satu arah, hanya dari guru kepada siswa. Kondisi seperti ini, banyak sekali dialami oleh guru matematika termasuk penulis sendiri. Guru merasakan pembelajaran Matematika selalu satu arah, hanya dari guru kepada peserta didik. Membuat suasana pembelajaran tidak kondusif, guru akan sedikit marah jika peserta didik belum dapat memahami apa yang telah disampaikan. Semua itu membuat peserta didik menjadi ketakutan dalam belajar Matematika. Semua itu berdampak pada hasil ulangan peserta didik yang berdaya serap rendah, banyak nilai peserta didik dibawah nilai KKM yang telah ditetapkan.

Semua ini, tidak dapat dibiarkan berlarut-larut. Mengingat materi dalam pembelajaran Matematika saling berkaitan satu sama lain. Tentunya semua materi harus dapat dipahami oleh peserta didik dengan tuntas. Guru selalu mengkambing hitamkan peserta didik, karena malas belajar yang berdampak hasil belajar mereka rendah, yang ditandai dengan pencapain daya serap dan ketuntasan dalam belajar. Dalam kondisi seperti ini, Guru yang bijak adalah guru yang selalu mengevaluasi pembelajarannya, bukan menyalahkan pihak lain. Guru harus memperbaiki proses pembelajaran yang kurang tepat. Mengubah pola pikir peserta didik dari pembelajaran matematika yang menakutkan menjadi matematika yang menyenangkan dan diminati.

Mengubah pola pikir tersebut tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Guru harus aktif dan kreatif dalam menyusun rancangan pembelajaran. Guru harus dapat menerapkan pembelajaran aktif yang ada. Agar dapat membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran, mulai dari mengamati, bertanya, menganalisis, mengomunikasikan sampai pada penarikan kesimpulan. Sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.

Banyak sekali model-model pembelajaran aktif yang telah ada. Salah satu diantaranya model pembelajaran aktif dengan menggunakan media kartu soal. Penulis memilih pembelajaran matematiak dengan media kartu soal ini dapat membuat suasana belajar menjadi interaktif dan komunikatif, baik antara guru dengan peserta didik ataupun antar peserta didik itu sendiri. Pembelajaran dengan media kartu soal ini penulis beri nama “Pembelajaran Matematika dengan Batu Akik”. Batu akik disini pengertiannya bukan seperti batu akik yang populer saat ini. Melainkan singkatan dari bantuan kartu angpao kecil interaktif dan komunikatif. Dalam hal ini, media kartu soal akan dibuat dalam amplop yang menyerupai kartu angpao yang didalamnya berisi kartu soal.

Berliana (2008) mengemukakan bahwa media kartu soal adalah sarana bagi siswa agar dapat belajar secara aktif terlibat dalam kegiatan belajar, berfikir aktif dan kritis didalam belajar dan secara inovatif dapat menemukan cara atau pembuktian teori matematika. Pembelajaran matematika dengan menggunakan media kartu soal menerapkan proses belajar kelompok dalam bentuk kegiatan mencatat konsep materi matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Yamin (2003) dalam Adzji menyatakan interaksi antara siswa dan guru adalah proses proses komunikasi yang dilakuakn timbal balik dalam menyampaikan pesan kepada siswa. Guru dalam hal ini adalah sebagai penyampai pesandan siswa sebagai penerima pesan. Pesan yang dimaksud adalah bahan atau materi pelajaran.

Adapun langkah-langkah proses pembelajaran matematika dengan Batu Akik adalah sama seperti proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu soal. Menurut berliana (2008) dalam Adzji, langkah-langkah pembelajaran dengan media kartu adalah sebagai berikut:

a. Langkah-langkah pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru
1. Pembagian kelompok
2. Penjelasan materi yang akan dipelajari
3. Menyediakan bank soal
4. Menyediakan kertas karton
5. Pembagian kertas karton untuk membuat kartu soal

b. Langkah-langkah pembejaran yang dilaksanakan oleh siswa
1. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
2. Mendapat angpao yang berisi dua lembar karton
3. Menulis soal matematika pada lembar pertama kartu soal dan menulis jawaban pada lembar kedua kartu soal.
4. Selesai menulis dan menjawab soal tersebut lalu dikumpulkan kepada ketua kelompok dan diserhakan kepada guru.
5. Setiap kelompok menerima kartu soal untuk dijawab.
6. Setelah dijawab dan diteliti bersama kemudian kumpulkan pada guru
7. Pemberian penilaian pada masing-masing kelompok
8. Pemberian hadiah dari guru.

c. Sistem penilaian
Penilaian yang digunakan dalam pembelajaran dengan media kartu ini menurut
berliana (2008) dalam adzji adalah sebagai berikut:
a. Setelah dua lembar kertas karton dibagikan kepada siswa masing-masing menulis satu soal dan jawaban pada lembar kedua
b. Kemudian dua lembar kertas dikumpulkan kepada ketua kelompok dan diserahkan kepada guru
c. Tiap kelompok mewakili mengambil kartu soal dengan cara silang
d. Masing-masing para anggotanya mengerjakan soal per individu, kemudian diteliti secara bersama-sama dalam kelompok dengan sikap kompak
e. Mengumpulka hasil jawaban kartu soal kelompok kepada guru sebagai fasilitator
f. Kelompok yang mendapat nilai terbanyak itulah pemenangnya yang akan mendapat hadiah dari guru.

Demikian langkah-langkah pembelajaran matematika dengan Batu Akik, yang diharapkan siswa dapat berinteraksi aktif dan komunikatif sesamanya. Agar belajar matematika akan mudah dipahami, diikuti dan menyenangkan bagi siswa. Sehingga hasil belajar matematika siswa dapat meningkat.

Sumber: Pelatihan KTI untuk Guru SLTP dan SLTA 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...