Kamis, 11 Agustus 2016

Pembelajaran Matematika dengan TPS

Oleh: Viktor Nababan

Menurut Hamalik (2008:157) “tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif tertentu dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada motivasi yang ada pada murid.” Hal ini berarti proses belajar dan pembelajaran akan berhasil jika siswa termotivasi untuk belajar. Siswa dapat dipaksa mengikuti sesuatu perbuatan, tetapi tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan itu sebagaimana mestinya.
Siswa dapat dipaksa untuk belajar tetapi belum tentu tujuan pembelajaran yang ingin kita capai dapat tercapai.

Dari uraian diatas, diketahui bahwa motivasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya proses belajar dan pembelajaran. Alangkah baiknya, suatu pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru didasarkan pada motivasi yang ada pada siswa. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran dapat tercapai dengan sempurna.

Kenyataan di lapangan, yang dihadapi penulis ketika melaksanakan pembelajaran adalah sebaliknya. Penulis menggajar kelas VIII B di SMP Negeri 4 Pelepat Ilir. Pada umumnya siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari 43 siswa dalam kelas tersebut, hanya 13 dari siswa yang mengerjakan tugas, adanya siswa yang berbicara hal di luar pelajaran ketika jampelajaran berlangsung, mengerjakkan tugas jika gurunya berdiri di dekatnya, sering berusaha untuk keluar masuk kelas. Ada beberapa kemungkinan penyebab hal tersebut terjadi, yaitu siswa kurang mengerti materi yang disampaikan sehingga siswa kurang termotivasi untuk mengerjakan tugas, sarana dan prasarana yang dimiliki siswa kurang lengkap, kurang menariknya pembelajaran yang dialami, tidak adanya kesempatan untuk bertanya atau menyatakan pendapat kepada teman sebaya.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Unt ukmemperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk perilaku belajar siswa yang efektif. Wina Senjaya (2008), mengemukakan “beberapa petunjuk umum bagi guru dalam rangka meningkatkan motivasi belajar siswa, yaitu memperjelas tujuan yang ingin dicapai, membangkitkan minat siswa, ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, memberi pujian, beri penilaian, berilah komentar terhadap penjelasan siswa, serta ciptakan persaingan dan kerjasama.”

Ada banyak model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuksuasana belajar menyenangkan dan cenderung menciptakan kerjasama dan persaingan. Diantara banyak model pembelajaran kooperatif penulis memilih model pembelajaran kooperatif Thinnk Pair Share (TPS). Hal ini dikarenakan penulis melihat model ini dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan dan cenderung menciptakan kerajasama dan persaingan tanpa bias yang lebih besar untuk siswa bermain dan hanya bertumpu pada siswa yang pintar saja.

Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan model pembelajaran yang mengelompokkan siswa secara berpasangan. Dalam model pembelajaran ini siswa diminta untuk berpikir secara sendiri terlebih dahulu, setelah itu siswa diminta untuk berpikir secara berpasangan. Dengan adanya kerjasama seperti ini, diharapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar tetap termotivasi untuk memecahkan masalah tersebut karena mereka berpikir tidak sendirian, tetapi berpikir secara berpasangan.

Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) merupakan model pembelajaran yang mengelompokkan siswa secara berpasangan. Dalam model pembelajaran ini siswa diminta untuk berpikir secara sendiri terlebih dahulu, setelah itu siswa diminta untuk berpikir secara berpasangan. Dengan adanya kerjasama seperti ini, diharapkan siswa yang mengalami kesulitan belajar tetap termotivasi untuk memecahkan masalah tersebut karena mereka berpikir tidak sendirian, tetapi berpikir secara berpasangan.

Selanjutnya Frank Lyman dalam Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi konstruktivistik (Trianto, 2007:61-62) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) sebagai berikut:

1. Langkah 1: Berpikir (Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.

2. Langkah 2: Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh. Interaaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatuka jawaban jika suatu pertanyaan diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi.

3. Langkah 3: Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian mendapat kesempatan untuk melaporkan.

Demikianlah diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Mudah memahami materi, sehingga hasil belajar mereka akan lebih baik.

Sumber: Pelatihan KTI untuk Guru SLTP dan SLTA 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...