Minggu, 11 September 2016

Citra Ruang, Kekuatan, dan Jalan dalam Metafora Orientasional Bagian Tubuh dalam Bahasa Sunda

Oleh: Hera Meganova Lyra  

Abstrak
Tulisan ini merupakan deskripsi tentang metafora orientasional bagian tubuh dalam bahasa Sunda yang dihasilkan oleh pengalaman hidup manusia.  Secara sistematis pengalaman tersebut membangun skema citra sebagai bentuk penting struktur  metafora dalam pendekatan kognitif Lakoff dan Jhonson.
Skema citra menyatu dalam pikiran penutur serta memunculkan penalaran konseptual akan citra bagian tubuh sebagai sebuah ruang (tempat dan wadah),kekuatan, jalan, dan sebuah bentuk. Metode penelitian dan kajian yang digunakan adalah metode kualitatif desktiptif dan metode kajian distribusional.

Kata kunci: metafora orientasional,  skema citra,  bagian tubuh, 

Abstract
This article is a description of orientational metaphors generated by humans’life experiences. These experiences systematically build the concept of scheme-image as an important from of metaphor’s structure in the cognitive approach of lakoff and Jhonson. The Schemes-image unites in the speakers’mind and causes conceptual cognition regarding the image of the body as  container and space, force, path, and form. The research and study method used is descritive qualitative metthod and the method of distribusional studies.

Keywords: orientational metaphor, scheme-image, body part, Sundanese language


I. Pendahuluan 
Makalah ini merupakan hasil revisi dari makalah sebelumnya yang berjudul “Aktualisasi Pengalaman Hidup dalam Metafora Orientasional Bagian Tubuh dalam Bahasa Sunda”, yang diseminarkan dalam Forum Ilmiah XI (Seminar Internasional Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya): Patriotisme Bahasa dalam Tataran Kebangsaan di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia pada tanggal 18 November 2015 oleh Lyra (2015). Hasil dari seminar tersebut adalah adanya realita yang menunjukkan masih ada  peserta  yang cenderung menganggap metafora itu sebagai gaya bahasa, padahlm perkembangan teori metafora sudah jauh berkembang, tidak berfokus pada tataran gaya bahasa tetapisudah masuk dalam tataran kognitif. Oleh karena itu, penulis  mencoba memperbaiki  dan memodifikasi tulisan dengan harapan bisa memperjelas analisismetafora bagian tubuh dalam  bahasa Sunda secara kognitif.

Ketertarikan terhadap metafora meluas di pelbagai disiplin ilmu. Hlm itu tidaklah mengherankan karena metafora memiliki azas kebermanfaatan yang menyeluruh, yang  bisa dinikmati oleh semua kalangan, tidak hanya terbatas pada linguis atau satrawan.Hlm tersebut bisa kita lihatpada ilustrasi berikut ini, Ketika seorang anak bertanya kepada Anda “Apa arti cinta itu?”  Tentunya  Anda tidak akan berpikir untuk menjelaskan arti cinta seperti yang terdapat dalam kamus, “Cinta adalah suatu respons afektif terhadap sinyal-sinyal erotis, emosional, penuh kasih sayang yang dipancarkan oleh manusia lainnya’’. Anda  akan memberi jawaban kepada anak itudengan menghubungkan pada pengalaman cinta yang akrab dengan dunianya, seperti perasaan yang dirasakan  ketika dia dipeluk atau dicium oleh ayah atau ibunya. Jawaban yang Anda berikan tersebut diciptakan melalui penalaran metaforis (Danesi, 2011, hlm.133).
Ilustrasi tersebut menggambarkan bahwa tanpa kita sadari, metafora memang akrab dengan kehidupan  kita. Meskipun demikian, pada umumnya kita masih memikirkan metafora sebagai suatu alat stilistik bahasa, yang digunakan oleh para penyair dan penulis untuk membuat pesan-pesan yang disampaikan lebih berbunga-bunga. Hlm tersebut tidaklah disalahkan karena metafora pada mulanya dipahami sebagai sebuah gaya bahasa dan sarana  retoris yang digunakan untuk menghasilkan efek pemanis kebahasaan. Metafora dianggap sebagai bahasa nonliteral  yang membutuhkan interpretasi pembaca atau pendengarnya.  Sejalan dengan perkembangan waktu, pandangan terhadap metafora mulai berubah. Metafora bukan dipadang sekedar gaya bahasa dan sarana retorika, tetapi metafora menyatu dalam bahasa sehari-hari. Metafora merupakan bagian dari sistem berpikir manusia yang terealisasikan dalam bentuk tingkah laku hidupnya sebagai pengalaman.

Tulisan ini berfokus pada skema citra yang dihasilkan oleh bagian tubuh dalam bahasa Sunda. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah merumuskan dan menjelaskan  citra ruang, jalan, kekuatan, dan bentuk dalam  metafora bagian tubuh  bahasa Sunda. Hasil tulisan diharapkan dapat menjadi  sumbangan ilmiah dalam hlmkajian kognitif di bidang semantik  yang berhubungan dengan teori metafora sebagai gambaran kognisi yang menyatakan cara pandang (berpikir) masyarakat bahasa Sunda.

Sumber: Jurnal Mlangun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...