Oleh: Fitria
Abstrak
Penelitian ini bertolak dari permasalahan pokok bahwa Ronggeng Dukuh Paruk terbangun dari hubungan antartanda yang ada dalam teks dan makna yang dikaitkan dengan kondisi di luar teks. Dalam hal ini menggunakan metode hermeneutik Ricouer dengan membuat interpretasi terhadap wacana dengan meresapi wacana teks Ronggeng Dukuh Paruk sebagai suatu peristiwa dengan menemukan makna tekstual dan makna kontekstual (makna referensial).
Dalam analisis makna tekstual ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu komposisi, plot, genre, dan gaya. Bahasa menurut pendekatan ini harus ditafsirkan, bukan karena kata simbol pikiran dan wujud tertulis dari tanda lisan, tetapi karena wacana secara fundamental adalah penafsiran realitas. Hasil dari penelitian ini genre Ronggeng Dukuh Paruk berkembang dari sebuah catatan mengenai keadaan suatu dukuh di daerah Banyumas Jawa Tengah. Sedangkan makna referensialnya adalah mempersepsikan wanita dan pelacuran juga gambaran kebodohan dan kepremitifan sebagian rakyat Indonesia.
Kata Kunci : hermeneutik ricouer, makna teks, makna referensial, penafsiran realitas
Abstract
The main problem of the research was Ronggeng Dukuh Paruk which was established from the relation of the sign in the text and the meaning which is existed out of the text. In this case, I use Hermeneutic Ricoeur Method to make interpretation of the discourse pervaded of Ronggeng Dukuh Paruk to find the event of textual meaning and referential meaning. In the analysis of textual meaning, there are four things to be noted, namely composition, gender, style, and references. This theory says that the language is interpreted not as thought symbol and the writen form of the oral form, but it is interpreted as as real fundamental interpretaion of texts. The research of Ronggeng Dukuh Paruk gender developed from the writing of real condition of a village at Banyumas, East Java. Meanwhile, its referential meaning was about woman and prostitution, and also about the stupidity and primitive of Indonesian major population.
Keyword : Hermeneutic Ricoeur, referential meaning, textual meaning, interpreted as real
I. Pendahuluan
Karya Sastra pada hakikatnya adalah gambaran kehidupan (Sumadjo, 1994, hal.39). Karya sastra mengungkapkan potret tentang kehidupan dan dikaitkan dengan masalah-masalah kehidupan. Ahmad Tohari pengarang yang cukup produktif dalam mengungkapkan gambaran kehidupan tersebut, terutama kehidupan pedesaan. Karya-karyanya cenderung mengemukakan gambaran kehidupan pedesaan dan kehidupan orang miskin, wong cilik (orang dari kalangan masyarakat lapisan bawah) yang tampak lugu dan sederhana. Selain itu ia juga menggambarkan kehidupan pedesaan dalam arti kehidupan yang tentram, wajar, harmonis, dan selaras antara masyarakat desa dengan lingkungan di sekitarnya.
Karya Ahmad Tohari diterbitkan pertama kali tahun 1980 berjudul Kubah. Karya-karya yang pernah diterbitkan sampai tahun 2005 yaitu sembilan novel dan tiga kumpulan cerpen dan pernah mendapat penghargaan-penghargaan. Penghargaan-penghargaan yang pernah diraihnya antara lain pemenang harapan sayembara cerpen Kincir Emas Radio Nederland Wereldomroep untuk cerpen Jasa-Jasa Buat Sanwirya (1977), karya fiksi terbaik Yayasan Buku Utama 1980 dan Depdikbud 1981 untuk novel Kubah, dan pemenang fiksi terbaik Yayasan Buku Utama 1998 dan Depdikbud 1990 untuk novel Jentera Bianglala.
Diantara sejumlah karyanya itu Triloginya (Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, Jentera Bianglala) merupakan karya yang paling kuat dan berbobot. Karya tersebut dikategorikan sebagai karya masterpiece Ahmad Tohari. Karyanya itu menceritakan tentang kehidupan masyarakat yang berada di sekitar tempat tinggalnya Dukuh Paruk Banyumas.
Motivasi Ahmad Tohari mencipta bukan hanya sekedar menghibur masyarakat pembaca, tetapi ia juga menyampaikan suatu pesan-pesan kehidupan tertentu kepada pembacanya. Ronggeng Dukuh Paruk novel yang terangkum dalam triloginya ini menceritakan tentang peristiwa kehidupan pedesaan dan alamnya serta dunia peronggengan.
Dari uraian di atas penulis akan melakukan penafsirkan wacana novel Ronggeng Dukuh Paruk yang dianggap sebagai suatu peristiwa dengan cara memahami maknanya menggunakan pendekatan hermeneutik Ricoeur. Pendekatan ini dipandang tepat untuk mencapai tahap apresiasi mendapatkan makna objektif sebuah karya sastra. Apresiasi adalah penghargaan atas karya sastra sebagai hasil pengenalan, pemahaman, penafsiran, penghayatan, dan penikmaan berkat hasil kepekaan batin terhadap nilai yang terkandung di dalamnya (Zaidan, 2001, hal.12). Permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimanakah makna tekstual (sense) dan makna referensial/kontekstual (reference) yang ditemukan dalam teks Ronggeng Dukuh Paruk (selanjutnya dibaca RDP) dengan menggunakan hermeneutik Ricouer. Tujuan penelitian ini menemukan makna tekstual dan makna referensial dalam teks RDP dengan menggunakan hermeneutik Ricouer.
Analisis novel Ronggeng Dukuh Paruk ini juga pernah dilakukan dilakukan oleh Harnawi dkk (2013) dengan menggunakan pendekatan Sosiologi Sastra. Hasil penelitian ini menemukan citra tokoh Srintil dalam hubungannya dengan Tuhan penganut Animisme dan Dinamisme, hubungannya dengan sesama (sosial) Srintil seorang pribadi yang mudah bergaul, dan dalam hubungannya dengan diri sendiri Srintil seorang individu yang kalah sebagai seorang perempuan karena hanya pasrah dengan keadaan.
Sumber: Jurnal Mlangun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...