Oleh: Khairul Saleh
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
Pembelajaran berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.
Dalam pembelajaran di sekolah, siswa hanya duduk dan mendengar penjelasan guru, sehingga siswa akan cepat melupakan apa yang telah diajarkan. Seiring dengan hal itu, Hartono (2008) mengemukakan sebagai berikut:
“Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab menga-pa kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa mende-ngarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara seki-tar 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu men-dengarkan 50-100 kata per menitnya (setengah dari apa yang dikemu-kakan guru), karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berpikir”.
Siswa cenderung bersifat pasif, kaku dan tidak termotivasi yang disebabkan oleh pembelajaran yang dilakukan guru bersifat teacher centered (terpusat pada guru). Dalam belajar biologi hendaknya fakta, konsep, dan prinsip-prinsip materi biologi tidak diterima secara prosedural tanpa pemahaman dan penalaran. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seseorang (guru) kepada orang lain (siswa). Siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalaman mereka. Pengetahuan atau pengertian dibentuk oleh siswa secara aktif, bukan hanya diterima secara pasif dari guru mereka.
siswa dan guru sama-sama mengembangkan pola pikir dalam membentuk pendidikan yang lebih maju dan berkualitas, pendidikan memiliki fungsi dan tujuan yang harus dicapai, seperti yang termaktup dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan ( Depdiknas, 2003: 37 ).
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Untuk mendukung hal itu, para pakar pendidikan telah mengembang-kan berbagai sistem pembelajaran yang lebih memperhatikan aspek siswa, salah satunya adalah pembelajaran dengan menggunakan metode picture and picture adalah salah satu metode pembelajaran yang berorientasi pada aliran konstruktivis yang memperhatikan bakat, minat dan motivasi siswa.
Beberapa manfaat dari metode picture and picture adalah merangsang pola pikir siswa tentang materi biologi yang sesuai dengan gambar yang ditampilkan, misalkan mencocokan letak nama yang sesuai dengan gambar, urutan pada gambar, dan lain-lain. ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran biologi yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah serta menimbulkan karakter yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan baik individu maupun kelompok. Materi biologi merupakan permasalahan-permasalahan yang banyak ditemukan dalam kehidupan nyata siswa, seperti materi sistem gerak pada manusia, sistem pencernaan, dan sistem pernafasan pada manusia.
Materi biologi yang merupakan bagian dari manusia, Metode picture and picture ini dianggap cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi. Hal ini disebabkan oleh aktivitasnya lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar, karena siswa termotivasi dengan kajian-kajian pelajaran yang sering mereka temukan bahkan mereka rasakan sendiri tetapi belum mereka pahami secara utuh. Setelah guru memberikan sedikit pengantar pembelajaran, siswa diharapkan mampu menempatkan nama-nama yang sesuai dengan gambar atau menyusun urutan gambar yang diberikan serta memberikan alasan dari apa yang telah mereka pasangkan dengan penuh tanggung jawab, menganalisis dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran. Hal ini akan membuat belajar biologi menjadi lebih menyenangkan dan lebih berkesan, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Strategi yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran baik secara mental, fisik maupun sosial diharapkan akan memberikan kesan yang tidak mudah dilupakan siswa tersebut, hal ini agar pembelajaran lebih baik penerimaannya oleh siswa. namun kenyataan yang ada selama ini siswa cenderung tidak termotivasi dengan metode yang biasa, sehingga hasil belajar siswa masih rendah yang disebabkan kurangnya aktivitas siswa pada metode tersebut.
Jika dilihat dari kenyataan yang ada di SMP Negeri 31 Kerinci selama ini, pengalaman penulis sebagai guru mata pelajaran biologi dalam menerangkan pembelajaran secara aktif tidak memberikan peningkatan aktivitas siswa, diperkirakan hanya 30% siswa yang memperhatikan penjelasan guru, sehingga setelah pembelajaran berlangsung, siswa tidak ingat lagi dengan materi yang baru saja dipelajari. Pembelajaran yang didominasi oleh metode pembelajaran konvensional, yaitu metode ceramah dan tanya jawab antara guru dengan siswa menyebabkan siswa cenderung pasif karena mereka hanya menerima materi dan latihan soal dari guru, hal itu tidak cukup mendukung penguasaan terhadap konsep biologi yang mana dalam soal-soal Ujian Nasional sering menampilkan gambar-gambar. Masih rendahnya penguasaan terhadap materi biologi juga ditandai dengan rendahnya nilai ujian tulis semester genap TP 2014/2015, yang hanya berkisar pada di bawah KKM yaitu 60.
Bertolak dari uraian di atas, maka penulis berupaya memberikan stimulus-stimulus dengan menggunakan metode picture and picture untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa mata pelajaran biologi. Dengan menampilkan gambar-gambar serta melibatkan siswa dalam menganalisis gambar tersebut diharapkan siswa akan lebih termotivasi dan memberikan kesan yang mendalam sehingga siswa tidak mudah lupa terhadap materi tersebut. tentang metode tersebut, penulis tertarik untuk meneliti penerapan metode picture and picture melalui penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Biologi Melalui Metode Picture and Picture di Kelas VIII SMP Negeri 31 Kerinci ”.
Sumber: Pelatihan KTI untuk Guru SLTP dan SLTA 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...