Oleh: Sarwono
Abstrak
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting di semua jenjang pendidikan, baik pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Bahasa memiliki peran penting baik sebagai alat komunikasi maupun dalam sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, bahasa harus dikuasai dengan baik oleh guru dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswanya.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan pemilihan kata guru sekolah dasar di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan cara angket. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tingkat kemampuan pemilihan kata guru masih kurang baik. Kurangnya kemampuan pemilihan kata guru sekolah dasar karena responden sudah terbiasa menggunakan kosakata yang tidak sesuai dengan kaidah `tersebut. Di samping itu, responden sering melihat dan mendengarkan kosakata tersebut dalam komunikasi sehari-hari.
Kata kunci: kemampuan, guru, pemilihan kata
Abstract
Bahasa Indonesia is one of important subjects at all education’s level starting from primary school until university. Bahasa Indoesia has an important role as communication’s mean as well as in national education system. Therefore, teachers have to well –mastered the language before transferring to the students. The research aims at describing the elementary school teachers’ abilities in using choice of words at Telanaipura’s district of Jambi. The research used quantitative descriptive method. The research concluded that choices of word proficiency of elementary schools’ teachers are still poor. The poor proficiency is caused by the respondents’ familiarity in using inappropriate words. Besides, the respondents frequently hear these words in daily communication.
Keywords: ability, teacher, word choice
1. Pendahuluan
Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kemampuan profesional. Kemampuan profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting di semua jenjang pendidikan, baik pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi. Dalam UU RI tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dicantumkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa pengantar dalam dunia pendidikan (UU RI Nomor 20 tahun 2003, BAB VII, pasal 33, ayat (1)). Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi), saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan dapat meningkatkan kemampuan intelektual. Sebagai bahasa resmi republik yang harus diajarkan di lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, seharusnya sistem pengajaran bahasa dilakukkan dengan baik dan benar. Dengan sistem pengajaran bahasa dan sastra Indonesia diharapkan akan dapat mengembangkan pengetahuan, ketrampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.
Guru memegang peranan penting dalam suatu proses pembelajaran. Guru yang kompeten tidak hanya berfungsi sebagai tenaga pengajar, tetapi juga berfungsi sebagai pendidik dan pembimbing. Sebagai pengajar, guru menjalankan tugasnya untuk mentransfer ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) dan sebagai pendidik, guru bertugas mentransfer nilai-nilai kehidupan (transfer of value) kepada para siswanya. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai. Kompetensi guru dalam menjalankan tugasnya mewarnai proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah.
Guru yang kompeten mempunyai kemampuan untuk mengajar, mendidik, membimbing dan mengarahkan siswanya dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang akan dicapainya. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya interaksi antara guru dan siswa. Selama interaksi berlangsung, guru membantu, membimbing, dan mengarahkan siswanya supaya dapat belajar dengan baik untuk dapat meraih apa yang mereka cita-citakan. Interaksi dalam proses pembelajaran akan memberikan output yang disebut sebagai hasil belajar siswa.
Begitu pentingnya peranan guru, Ahmady (1993: 12) menyatakan bahwa “hampir semua reformasi di bidang pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode mengajar baru pada akhirnya tergantung kepada guru.Tanpa guru menguasai bahan pelajaran dan strategi pembelajaran, tanpa mereka dapat mendorong siswa untuk mencapai prestasi tinggi maka segala upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan mencapai hasil maksimal”.
Dari berbagai jenjang pendidikan, pendidikan sekolah dasar menempati posisi strategis sebagai peletak dasar penguasaan keterampilan berbahasa. Mengingat pentingnya peran guru sekolah dasar dalam pengajaran bahasa, penelitian ini bertujuan melihat sejauh mana kemampuan pemilihan kata guru sekolah dasar? Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan pemilihan kata guru SD di Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi . Studi ini mengambil kasus guru sekolah dasar di Kecamatan Telanaipura Kota Jambi dengan asumsi bahwa sistem pendidikan di kota lebih baik dibandingkan dengan di pedesaan.
Ada beberapa penelitian sejenis tentang pilihan kata atau diksi bahasa Indonesia. Fatmawati (2008) meneliti “Penggunaan Diksi pada Surat Dinas di Kantor Kelurahan Karangbangun Jumapolo Karanganyar”. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: a) kesalahan pada aspek ketepatan berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam penguasaan kosakata, b) kesalahan pada aspek keumuman berhubungan dengan kata yang dipilih untuk menyusun kalimat haruslah kata-kata secara umum diketahui oleh masyarakat, c) kesalahan pada aspek kehematan berkaitan dengan kesalahan pada aspek kebakuan berhubungan dengan penggunaan kata yang baku, sebab kata-kata baku dapat mendukung keresmian surat, d) kesalahan pada aspek kehalusan makna ditentukan oleh pilihan katanya, selain itu juga dipengaruhi oleh gaya penulisan dan penuturannya.
Kurniawati (2006) meneliti “Diksi dalam Bahasa Indonesia Ragam Tulis: Brosur Seminar”. Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa: a) tingginya frekuensi pemakaian diksi ragam formal dan brosur seminar bahasa, b) diksi dalam brosur seminar diwarnai oleh pemakaian kata denotatif, konotatif, konkret, abstrak, umum, khusus, dan unsur yang mubazir c) frekuensi pemakaian kata denotatif, konkret, dan khusus lebih dominan dibandingkan dengan kata konotatif, abstrak, dan umum, d) pemakaian unsur yang mubazir tampak dominan dalam penelitian brosur seminar nonbahasa.
Dua penelitian di atas telah memperkaya dan memberikan penajaman pada kajian ini walaupun demikian penelitian mengenai kemampuan pemilihan kata guru sekolah dasar mungkin akan membawa hasil yang berbeda. Kemungkinan itu ada hubungan erat antara kekurangpahaman guru sekolah dasar dan pilihan kata yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Alasan pemilihan guru SD sebagai objek studi, didasarkan pada adanya tuntutan untuk menguasai bahasa yang baik dan benar sehingga sering dijadikan contoh dalam pemakaian bahasa bagi para siswanya.
Sumber: Jurnal Mlangun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Untuk perbaikan ke depan silakan tinggalkan saran ataupun komentar...